Analisis Potensi Keragaan Produk Derivat Tebu (PDT) Pabrik Gula (PG) di Jawa Timur
Abstract
Indonesia pernah mengalami jaman kejayaan industri gula pada tahun 1930-an. Saat itu rendemen yang dihasilkan sangat tinggi dan gula yang dihasilkan mampu mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Hal itu berbalik 100 derajat dengan saat ini. Rendemen yang dihasilkan bisa dikatakan separuh rendemen yang dihasilkan pada tahun 1930-an (rendemen gula saat ini rata-rata 7%) dan negara Indonesia harus mengimpor gula untuk mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan/berpengaruh dalam produksi gula serta menganalisis potensi pendapatan PG dari limbah/produk samping yang dihasilkan. Metode pengolahan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuisioner kepada petani, sedangkan data dari PG berupa data-data yang terkait dengan produksi tebu dan limbah/produk sampingan tebu dari tahun 2003 s.d.2013. Data yang terkait dengan produksi gula kemudian diolah dengan menggunakan regresi linear berganda sehingga diperoleh suatu model persamaan yang biasanya disebut persamaan Cobb-Douglass
Hipotesis awal dalam penelitian ini adalah bahwa produksi gula dipengruhi oleh 10 faktor yaitu produksi tebu (X1), rendemen (X2), jam kerja mesin (X3), lama giling (X4), tenaga kerja tetap (X5), tenaga kerja musiman (X6), bahan pembantu kapur (X7), bahn pembantu belerang (X8), bahan pembantu flokulan (X9) dan luas lahan (X10). Sedangkan produk limbah tebu/produk samping dalam penelitian adalah limbah yang tertinggal pada perkebunan (Sugar Cane Tree/SCT), blotong, ampas tebu dan tetes.
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS, diperoleh persamaan Produksi Gula = 4,447+ 0,263 Ln X1-1.997Ln X2 + 2.43 Ln X3 + 1.12 LnX4 – 1.94 LnX5 + 1.15 Ln X6 – 1.4 Ln X7 + 0.9 Ln X8 – 1.6 Ln X9+1.67 Ln X10. Namun demikian, untuk memperoleh model persamaan yang baik dilakukan beberapa uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Berdasarkan beberapa pengujian tersebut diperoleh hasil bahwa faktor yang mempengaruhi produksi gula secara langsung adalah jumlah rendemen, jam kerja mesin, jumlah tenaga tetap, jumlah tenaga musiman dan luas lahan. Sedangkan potensi pendapatan PG Pradjekan pada tahun 2013 selain dari tebu adalah potensi pendapatan dari limbah blotong sebesar Rp 1,173,484,208. 00 (1,17 Milyar rupiah), ampas tebu sebesar Rp 99,784,347,344.00 (99,78 Milyar), tetes sebesar Rp 14,112,500,000.00 dan imbah yang tertinggal di luar PG adalah SCT dengan pendapatan sebesar Rp.32,712,170,400.
Sebagai saran dalam penelitian ini, peneliti menyarankan agar PG Pradjekan lebih lebih memfokuskan pada faktor-faktor yang dapat meningkatkan produksi gula, yaitu rendemen, Jam kerja mesin, tenaga kerja tetap, tenaga kerja musiman dan luas lahan. Dan mengingat potensi perolehan pendapatan dari produk samping tebu (tetes, blotong, ampas tebu dan SCT) sangat besar, PG Pradjekan perlu lebih memanfaatkan/mengolah produk samping menjadi produk lain yang bermanfaat sehingga perlu kiranya PG Pradjekan mempunyai divisi pengolahan produk samping sehingga dapat memberikan keuntungan bagi PG Pradjekan.
Collections
- LRR-Hibah Unggulan PT [103]