Show simple item record

dc.contributor.authorRetno Winarni
dc.contributor.authorSri Ana Handayani
dc.contributor.authorBambang Samsu Badriyanto
dc.contributor.authorRatna Endang Widuatie
dc.date.accessioned2014-07-21T02:25:15Z
dc.date.available2014-07-21T02:25:15Z
dc.date.issued2014-07-21
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/58577
dc.descriptionInfo lebih lanjut hub: Lembaga Penelitian Universitas Jember Jl. Kalimantan No.37 Telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818 Jemberen_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan menjawab permasalahan bagaimana proses asimilasi berlangsung antara etnis Cina dan pribumi; bentuk asimilasi apa saja yang paling mudah terjadi antara etnis Cina dengan Pribumi; faktor-faktor apa yang mempermudah dan menghambat adanya asimilasi tersebut; serta apa dampak adanya asimilasi antara etnis Cina dengan etnis Pribumi terhadap hubungan antara etnis Cina dengan Pribumi. Melalui penelitian ini ditargetkan akan dapat diidentifikasi bagaimana asimilasi berlangsung; dan dapat diidentifikasi jenis-jenis asimilasi yang berlangsung dengan baik ; dapat ditelusuri faktor-faktor pendorong dan penghambat asimilasi serta dampak asimilasi terhadap hubungan antara etnis Cina dengan Pribumi. Sementara manfaat dari penelitian ini, dari persfektif teoritis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk membuktikan teori bahwa asimilasi adalah media yang dapat digunakan untuk membangun harmoni sosial dan integrasi nasional sehingga tercipta hubungan antar etnis yang harmonis dan bebas konflik. Dari persfektif pragmatis, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perkuliahan dari mata kuliah Sejarah Etnisitas, Kapita Selekta Sejarah Indonesia, dan Mata Kuliah di Jurusan Sosiologi, serta dapat digunakan sebagai model rekayasa budaya untuk mengatur hubungan antar etnis, sehingga terbangun integrasi nasional dan harmoni sosial. Penelitian ini akan menggabungkan metode historis dan antropologis. Metode historis digunakan untuk melacak bagaimana asimilasi berlangsung, dan berbagai perubahan yang terjadi, dengan mempertimbangkan sebab akibat (kausalitas). Sementara antropologi digunakan untuk melacak akar-akar pandangan tentang asimilasi, integrasi dan harmoni sosial, baik dari etnis Cina maupun pribumi. Penelitian ini didasarkan atas dua kelompok data, yaitu data primer dan data sekunder. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data primer adalah observasi partisipasi dan wawancara, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai tempat dan meliputi karya-karya terpublikasi, hasil penelitian, dan laporan-laporan pemerintah terkait dengan permasalahan yang diteliti. Populasi yang dijadikan fokus adalah masyarakat Cina Kabupaten Situbondo, Jember, Tulung Agung dan Kediri. Hasil penelitian dari tahun pertama ini adalah ditemukannya realita dalam sejarah bahwa proses asimilasi mengalami pasang surut. Jika dirunut sejak mereka datang dan menetap di Jawa dalam jumlah yang cukup besar, yang berdasarkan catatan sejarah sudah berlangsung sejak abad ke-15, dan diantara mereka sudah ada yang menikah dengan perempuan pribumi. Pernikahan ini terjadi karena laki-laki Cina yang datang ke Jawa tidak disertai keluarga. Hal ini berlangsung sampai akhir abad ke -18, karena sejak akhir abad ke-18 asimilasi ini mengalami penurunan. Hal ini ditandai oleh kenyataan bahwa selain perkawinan mereka dengan perempuan pribumi berkurang, pada waktu itu terjadi gerakan resinifikasi dalam komunitas Cina di Jawa. Bahkan gerakan ini dilakukan dengan sengaja dengan membentuk lembaga resmi yang menangani gerakan resinifikasi ini. Hal ini berlangsung sampai awal-awal zaman kemerdekaan. Pada awal-awal kemerdekaan (zaman Orde Lama), pemerintah Republik Indonesia mulai menerbitkan kebijakan-kebijakan yang tujuannya untuk menggiring agar etnis Cina berasimilasi dengan pribumi. Hasilnya memang belum maksimal, tetapi ini merupakan langkah yang strategis untuk menjembatani adanya kerenggangan antara etnis Cina dengan pribumi. Kebijakan ini diteruskan oleh Pemerintah Orde Baru, bahkan untuk mendukung kebijakan asimilasi diterbitkan kebijakan-kebijakan lain yang kadang-kadang kebijakan ini dinilai diskriminatif, tetapi asimilasi pada zaman Orde Baru bisa dikatakan cukup berhasil. Hal ini ditandai oleh banyaknya perkawinan antar etnis, kehidupan sehari-hari mereka berdasarkan tradisi cempuran dengan tradisi pribumi.tidak hanya itu, diantara mereka banyak sekali yang memiliki peranan yang besar dalam berbagai bidang di lingkungan mereka masing-masing. Sementara kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa, tanda asimilasi tidak hanya dilihat ada tidaknya perkawinan antar etnis, tetapi juga komitmen mereka dan kepedulian mereka terhadap lingkungan dimana mereka berada. Saluran dari asimilasi yang cukup sukses melalui pendidikan, pergaulan, dan hubungan di bidang ekonomi.en_US
dc.publisherFak. Sastra'13en_US
dc.relation.ispartofseriesstranas;266
dc.subjectAsimilasien_US
dc.subjectintegrasien_US
dc.subjectharmoni sosialen_US
dc.subjectetnis Cina dan etnis pribumien_US
dc.subjectetnis pribumien_US
dc.titleAsimilasi Etnis Cina Sebagai Salah Salah Satu Media Integrasi Dengan Etnis Pribumien_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record