STUDI REGIONALISASI DAS-DAS DI JAWA TIMUR : KARAKTERISTIK KURVA DURASI ALIRAN (FLOW DURATION CURVE)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan kesegaraman karakteristik 15
sampel Sub DAS di Jawa Timur berdasarkan analisis FDC. Pengolahan data
dilakukan dengan menganalisis beberapa karakteristik fisik, hidrologi daerah
aliran sungai dengan FDC. FDC dibuat dengan merangking semua data debit
untuk menentukan seberapa besar range kejadian debit dalam periode waktu
tertentu. Persentase FDC diperoleh dengan membagi jumlah kejadian debit
dengan jumlah total hari pada periode pengamatan. Setelah dapat diketahui
persentasenya, plot dalam sebuah grafik untuk membuat kurva durasi aliran
(FDC). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa debit terbesar pada Sub
DAS sampel terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, dan April yang
diasumsikan sebagai debit puncak di musim penghujan. Musim kemarau akan
menghasilkan debit minimal terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September.
Berdasarkan hasil analisis FDC yang menyatakan nilai Q/Qm (1-Day Flow/ Mean
Daily Flow) dan nilai Debit/Luas Sub Das/Hujan Rerata Tahunan dapat
diklasifikasikan menjadi dua kriteria yaitu luasan Sub DAS (<200 km2 dan >200
km2), dan panjang total sungai (<1000 km dan >1000 km). Berdasarkan luasan
<200 km2 hasil yang diperoleh Sub DAS-13 Kramat Probolinggo memiliki
frekuensi kejadian debit terbesar yaitu >=50 dengan persentase kejadian 0,03%.
Sub DAS-14 Pekalen memiliki frekuensi kejadian debit terkecil dengan
persentase kejadian 99,95 %. Berdasarkan luasan >200 km2 hasil yang diperoleh
Sub DAS-10 Stail K memiliki frekuensi kejadian debit terbesar yaitu >=50
dengan persentase kejadian 0,03%. Sub DAS-10 Stail K dan Sub DAS-12
Welang Purwodadi memiliki persentase terbesar pada frekuensi kejadian debit
>=0,01 dengan nilai 100%. Standariasi FDC yang menyatakan nilai Debit/Luas
Sub Das/Hujan Rerata Tahunan diklasifikasikan menjadi dua kelas berdasarkan
Panjang Total Sungai <1000 km hasil yang diperoleh Sub DAS-7 Bomo Atas
memiliki frekuensi kejadian debit terbesar yaitu >=75 dengan persentase kejadian
0,03%. Sub DAS-10 Stail K dan Sub DAS-12 Welang Purwodadi memiliki
frekuensi kejadian debit terkecil sebesar >=0,01 dengan persentase nilai sebesar
100%. Berdasarkan Panjang Total Sungai >1000 km dapat diketahui Sub DAS-8
Karangdoro memiliki frekuensi kejadian debit terbesar yaitu >=75 dengan
persentase kejadian 0,03%. Sub DAS-9 Kloposawit memiliki frekuensi kejadian
debit terkecil >=0,01 dengan nilai persentase 99,95%. Metode regionalisasi ini
dapat digunakan sebagai klasifikasi daerah aliran sungai untuk memperkirakan
jumlah kejadian debit aliran di kawasan DAS tak terukur (un_gauged basin).
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]