PENGEMBANGAN MODEL STANG SEPEDA MOTOR SPORT TIPE CLIP ON DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ELEMEN HINGGA
Abstract
Kendaraan sepeda motor merupakan alat transportasi favorit bagi masyarakat
Indonesia yang tiap tahun jumlahnya meningkat secara signifikan. AISI mencatat
sampai tahun 2009. Bahkan pada 2013, pasarnya diprediksi masuk dalam club 10 juta
unit dan mempunyai arti penting, karena berada dalam posisi tiga besar dunia setelah
China dan India. Dalam hal kenyamanan berkendara salah satu bagian motor yang
berperan adalah stang motor. Stang motor pada tiap type dan merk sepeda motor
sport berbeda-beda. Perbedaan bentuk ini menghasilkan tingkat kenyamanan yang
berbeda pada masing-masing pengendara.
Untuk stang sepeda motor variasi tipe clp on memiliki bentuk yang menarik
bagi kaum pemuda. Model yang lebih pendek membuat para pemuda dan kaum
modifikator tertarik untuk memakainya. Tetapi stang variasi ini memiliki kelemahan
yaitu karena tinggi stang yang pendek sehingga, posisi berkendara pun jadi lebih
menunduk atau membungkuk. Akhirnya, kondisi ini membuat pengendara lebih cepat
lelah. Banyaknya model stang variasi yang ada di pasaran masih belum bisa
memenuhi dan menjawab keinginan sebenarnya para konsumen di Indonesia. Dengan
demikian diperlukan suatu hubungan antara keinginan konsumen dengan produsen
sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak. Untuk itu dilakukan upaya berupa
pengembangan produk yang melibatkan keinginan konsumen, pengembangan ini
dapat berupa mengevaluasi produk yang ada dipasaran atau menciptakan produk
baru. Tujuan penelitian untuk mempelajari proses perancangan dan pengembangan
ix
produk yang melibatkan konsumen sehingga hasil dari proses perancangan tersebut
benar-benar menjawab kebutuhan customer.
Pengambilan data konsumen dilakukan dengan kuesioner dan diolah
menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD), maka didapatkan
beberapa keinginan konsumen. Berdasarkan keinginan konsumen tersebut
pengembangan dengan menciptakan beberapa konsep. Dari berbagai konsep yang
dikembangkan, kemudian dipilih sebuah konsep berdasarkan kriteria seperti bahan
material, kuat, nyaman dan tahan karat. Sedangkan kekuatan rangka dianalisa dengan
menggunakan bantuan software CATIA V5R14 yaitu untuk mengetahui tegangan
yang terjadi pada rangka saat stang dioperasikan. Untuk mengetahui tingkat resiko
cedera, antropometri masyarakat Indonesia digunakan dengan metode RULA (Rapid
Upper Limb Assesment) pada software CATIA V5R14 dan proses terakhir adalah
proses manufaktur dengan membendakan stang tersebut.
Pengolahan data yang dilakukan menghasilkan 10 atribut keinginan konsumen
dan menciptakan tiga konsep stang yang nantinya akan dipilih salah satu. Melalui
data House of Quality dihasilkan tinggi stang maksimal adalah 70 mm, berat stang
adalah 1.2 kg, panjang stang adalah 240 mm dan diameter stang adalah 22 mm
dengan beban maksimal pada 20 N. Terlihat bahwa tegangan terbesar yang terjadi
masih berada di bawah tegangan ijin dari bahan itu sendiri. Material stainless steel
mempunyai tegangan luluh yang diijinkan (Sy) yaitu 2.9e+008 dan perhitungan
analisa tegangan menggunakan angka keamanan 4 dikarenakan menggunakan
material baja, maka diketahui bahwa material mempunyai tegangan equivalent
(tegangan Von-Mises) yang terjadi tidak boleh melebihi dari 7,2x107 N/m2. Tegangan
maksimum yang terjadi pada rangka sebesar 1.13e+007 N/m2 sedangkan tegangan
minimum yang bekerja pada rangka yaitu 1.13e+006 N/m2. Untuk perhitungan
manual teori kegagalan menyatakan aman. Nilai tingkat resiko cedera yang
didapatkan adalah 2, dimana menunjukkan sikap tubuh tersebut diterima (acceptabel)
dan tidak perlu diubah untuk jangka panjang.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]