dc.description.abstract | Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan
industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi
logam. Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur
pengelasan. Penggunaan pengelasan secara luas bertujuan untuk mendapatkan suatu
konstruksi yang lebih ringan dan sederhana sehingga biaya yang dikeluarkan lebih
murah. Namun pada kenyataannya tidak semua logam yang dipergunakan di industri
dapat dengan mudah dilas, salah satu contohnya aluminium.
LFW (linier friction welding) merupakan salah satu solusi dalam memecahkan
permasalahan penyambungan logam yang sulit dilakukan dengan fusion welding
(pengelasan cair). Pada pengelasan gesek (linier friction welding) proses
penyambungan logamnya tanpa pencairan (solid state process), yang mana proses
pengelasan terjadi sebagai akibat penggabungan antara laju putaran salah satu benda
kerja dengan gaya tekan yang dilakukan oleh benda kerja yang lain terhadap ujung
benda kerja yang berputar sehingga mampu melumerkan dan akhirnya terjadi proses
penyambungan.
Pada pengelasan gesek (friction welding) terjadi beberapa fenomena fisik, seperti
perubahan panas akibat gesekan, deformasi plastis, solidifikasi, perubahan strukur dan
sebagainya. Adapun parameter penting dalam prosess pengelasan gesek (friction
welding) meliputi friction time, rotation speed dan friction pressure.
Penelitian tentang variasi kecepatan pengelasan terhadap sifat mekanik dan
struktur mikro pada proses pengelasan friction stir welding ini dilakukan dilaboratorium
Permesinan Universitas jember, laboratorium Pngujian Bahan
ix
Universitas Brawijaya dan di laboratorium Desain dan Uji Bahan Jurusan Universitas
Jember. Material yang digunakan yaitu Aluminium AA6061.
Dari pengamatan makro diketahui pada semua variasi pengelasan terdapat
cacat porositas. Hal ini terjadi karena adanya udara/gas yang terperangkap pada saat
pengelasan. Penyebab lainnya yaitu; kelembaban atmosfir dan kontaminasi bahan lain
seperti minyak, pelumas atau kotoran lain. Cacat porositas terbesar terdapat pada
hasil pengelasan dengan rotation speed 1800 rpm. Hasil pengujian tarik diperoleh
bahwa rata-rata Ultimate Tensile Strength (UTS) untuk pengelasan dengan
menggunakan rotation speed 800 adalah 108.81 MPa, untuk rotation speed 1300
sebesar 77.857 MPa, dan untuk rotation speed 1800 rpm sebesar 71.548 MPa. Dari
hasil ini dapat diketahui bahwa kekuatan tarik tertinggi (UTS) terbesar terdapat pada
proses pengelasan menggunakan rotation speed 800.
Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa logam las kekerasannya lebih
rendah daripada logam induk. Rata-rata nilai kekerasan paling besar terjadi pada
pengelasan dengan rotation speed 800 yaitu sebesar 71.667 BHN pada base metal,
63.333 BHN di daerah HAZ, 67 di weld metal, sedangkan kekerasan paling rendah
terjadi pada variasi rotation speed 1800 rpm. Hal ini terjadi karena pada pengelasan
dengan rotation speed 800 menghasilkan butiran FeAl3 yang halus. Butiran yang
halus strukturnya lebih rapat-sehingga ikatan antar atomnya lebih kuat. Rata-rata nilai
kekerasan terendah terjadi pada daerah HAZ yaitu daerah terpengaruh panas karena
pada daerah HAZ ini grain yang terbentuk kasar dan besar.
Hasil pengujian puntir diperoleh bahwa kekuatan rata-rata untuk variasi
rotation speed 800 rpm adalah 37.366 Nm, 29.778 Nm untuk variasi rotation speed
1300, dan 28.075 Nm untuk variasi rotation speed 1800. Pengelasan dengan rotation
speed 800 rpm merupakan kekuatan puntir yang paling tinggi dibandingkan dengan
variasi rotation speed yang lainnya. Hal ini disebabkan pada saat rotation speed 800
rpm panas yang dihasilkan sesuai sehingga ketika penekanan dilakukan, aluminium
tersebut tidak mengalami deformasi sehingga daya puntir antar butiran logamnya
terikat kuat. | en_US |