Mencari Madura
Abstract
pADA mulanya adalah sekadar keinginan untuk memublikasikan semua
tulisan, baik makalah, artikel, dan sejenisnya, tentang masyarakat dan
kebudayaan Madura, yang selama kurun waktu sekitar dua dasawarsa
“teronggok” di hardisk komputer. Artinya, hampir sekitar dua dasawarsa
itu penulis memang tak pernah putus dalam “mencari” Madura.
Ketika telah terkumpul dengan baik, penulis kebingungan hendak
dipublikasikan ke mana tulisan-tulisan itu. Alhasil, pada akhir 2008
barulah penulis tergerak untuk memublikasikannya melalui blog “Mencari
Madura” (http:wiyatablog.blogspot.com). Tujuannya, tiada lain agar
tulisan-tulisan tersebut dapat dimanfaatkan oleh siapa pun yang sedang
”mencari” Madura, tanpa harus meminta izin (dalam bentuk apa pun) dari
penulis.
Setelah hampir 3 tahun mengelola blog ”Mencari Madura”, Allah SWT
mempertemukan penulis dengan Sdr. Rikobidik Antasena (yang biasa
saya panggil dengan ”Bang Riko”), Direktur Bidik-phronesis publishing,
Jakarta. Dari beberapa kali pertemuan dan pembicaraan yang hangat,
akhirnya disepakati untuk menerbitkan isi blog ”Mencari Madura” dalam
wujud buku kecil, yang judulnya juga sama yaitu ”Mencari Mandura”,
tentu saja setelah diedit secara tematik.
Jadi, begitulah, ciri manusia Madura adalah seperti yang dicerminkan
oleh Wiyata: terus-menerus mencari kemaduraannya. Hal ini, saya yakin,
dilakukan pula oleh orang-orang lain yang bukan Madura, sekalipun
mereka tidak mahir menuangkannya dalam tulisan, mengingat kekayaan
dan keragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.