dc.description.abstract | Program UKGS diarahkan kepada penanaman kebiasaan memelihara diri sejak dini, agar murid mempunyai pengetahuan, kesadaran dan kemampuan dalam mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut serta dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mencari pengobatan yang memadai sehingga tercapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah salah satu usaha pokok Puskesmas. Termasuk di dalam program UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada murid-murid sekolah dasar, yaitu meliputi Dental Health Education dan pemeriksaan gigi dan mulut.
Dalam pelaksanaannya program UKGS sering dibantu oleh guru dan orang-orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah. Guru dilibatkan dalam kegiatan UKGS karena merupakan kunci utama untuk merubah tingkah laku anak didiknya dan melakukan pemecahan masalah kesehatan gigi dan mulut di sekolah. Kegiatan yang dilakukan guru adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, memimpin sikat gigi massal, kumur-kumur dengan larutan fluor, merujuk murid ke Puskesmas.
Untuk membantu mangatasi ketidakberhasilan program UKGS karena adanya kendala, pemerintah merekomendasikan pendekatan Primary Health Care yang salah satu isinya adalah teknologi tepat guna yaitu teknologi yang dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat luas terutama sekolah dasar. Metode teknologi tepat guna yang bertujuan meningkatkan kesadaran siswa sekolah dasar terhadap kesehatan gigi dan mulut dengan metode ’Kipas Gigi”. Kipas gigi adalah suatu alat bantu pemeriksaan yang berupa kartu yang disusun seperti kipas dan masing-masing helai mewakili setiap elemen gigi yang cara penggunaannya melibatkan peran guru pembina UKGS.
Penyuluhan dan pelatihan serta pendampingan akan kesehatan gigi dan mulut pada guru SD/MI pembina UKGS binaan Puskesmas Kaliwates dan Sumbersari dengan menilai pretest dan postest soal pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, mengevalusi ketrampilan guru dalam mengisi kartu status yang berbentuk kipas gigi, menilai tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa dengan indeks OHI-S. Hasil total pretest dan postest yang diperoleh dari jumlah guru 48 orang yang mengikuti penyuluhan dan pelatihan ini sebanyak 30 guru mendapat nilai diatas 60, dan sisanya 18 mendapat nilai dibawah 60 tetapi tidak ada yang mendapat nilai 0. Kemampuan guru dalam menjawab soal kesehatan gigi dan mulut lebih dari 50% mendapat nilai diatas 60.
Hasil evalusi dari tim pelaksana ke SD/MI binaan Puskesmas Kaliwates dan Sumbersari Kabupaten Jember didapat jumlah siswa-siswi kelas III dan IV tingkat kebersihan mulut masuk dalam kategori sedang sebesar 60% dan masuk kategori baik sekitar 40% dengan jumlah siswa SD/MI adalah 50 siswa. Data tersebut diambil dari kartu status kipas gigi yang diisi oleh para guru pembina UKGS di wilayah Kaliwates dan Sumbersari. Hal ini menunjukkan tingkat kebersihan mulut pada siswa SD/MI di wilayah Sumbersari dan Kaliwates masih rendah. Dengan adanya peran guru pembina UKGS yang aktif dalam melaksanakan program UKGS diharap tingkat kebersihan gigi dan mulut serta pengetahuan akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut bisa menjadi lebih baik lagi. Kerjasama yang baik antara guru pembina UKGS dengan pihak puskesmas terutama dokter gigi dapat berjalan secara berkesinambungan dan kontinyu. | en_US |