ANALISIS SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO ALUMINIUM PADUAN [Al-Mg-Si] SERI 6061 HASIL PENGELASAN FRICTION WELDING DENGAN VARIASI TEKANAN GESEK
Abstract
Dewasa ini teknologi pengelasan berkembang begitu pesat, hal ini terjadi
karena perkembangan jaman yang semakin modern serta luasnya penggunaan
teknologi pengelasan, mulai dari perakitan otomotif, penyambungan pada konstruksi
bangunan, dan penambangan. Pengelasan gesek merupakan salah satu solusi dalam
memecahkan permasalahan penyambungan logam yang sulit dilakukan dengan fusion
welding (pengelasan cair).
Pada pengelasan gesek (friction welding) proses penyambungan logamnya
tanpa pencairan (solid state process), yang mana proses pengelasan terjadi sebagai
akibat penggabungan antara laju putaran salah satu benda kerja dengan gaya tekan
yang dilakukan oleh benda kerja yang lain terhadap ujung benda kerja yang berputar,
gesekan yang diakibatkan oleh pertemuan dua benda kerja tersebut akan
menghasilkan panas yang dapat melumerkan kedua ujung benda kerja yang
bergesekan sehingga mampu melumerkan dan akhirnya terjadi proses penyambungan.
Untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik ada beberapa parameter
penting yang perlu diperhatikan, yaitu meliputi tekanan, gesekan, waktu tempa,
waktu gesekan, tekanan tempa, tekanan gesek, dan kecepatan putar. Salah satu
parameter yang paling penting adalah tekanan gesek karena semakin besar tekanan
gesek maka luasan kontak pada setiap variasi akan berbeda. Variasi tekanan gesek
akan berpengaruh terhadap hasil pengelasan yang mencakup sifat mekanik dan
struktur mikro. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah Aluminium
viii
Paduan Al-Mg-Si, hal ini dikarenakan material ini termasuk dalam jenis logam yang
dapat diperlakupanaskan, memiliki ketahanan korosi, dan sifat mampu las yang baik.
Dari pengamatan mikro diketahui bahwa bentuk butir pada daerah weld metal
(Zpl) partikel Mg
Si tersebar lebih merata dan halus, hal ini disebabkan daerah Zpl
mengalami proses gesekan antara permukaan pada saat proses pengelasan
berlangsung. Pada daerah Zpd/HAZ partikel Mg
2
Si terlihat lebih dominan dan lebih
merata susunannya. Hal ini dikarenakan panas yang diperoleh pada Zpl, Zpd, dan Zud
bebeda, panas pada proses pengelasan yang rendah menyebabkan laju pendinginan
setelah pengelasan menjadi lebih cepat.
2
Hasil pengujian tarik diperoleh bahwa rata-rata Ultimate Tensile Strength
(UTS) untuk pengelasan dengan menggunakan tekanan gesek 10 kgf
adalah 15.51
MPa, untuk tekanan gesek 20
kgf adalah 17.5 MPa, dan untuk tekanan gesek 30 kgf
sebesar 18.93 MPa. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa kekuatan tarik tertinggi
(UTS) terbesar terdapat pada proses pengelasan menggunakan tekanan gesek 30 kgf.
Kekerasan paling rendah terdapat pada daerah HAZ untuk semua variasi
tekanan gesek pengelasan, sedangkan untuk nilai kekerasan terendah terdapat pada
variasi tekanan gesek 10 kgf, yaitu 67.76 HV pada weld metal (Zpl), 62.37 HV pada
daerah HAZ (Zpd) dan 102.1 HV pada logam induk (Zud) dan nilai kekerasan
tertinggi terdapat pada variasi tekanan gesek 30 kgf yaitu 87.40 HV pada weld metal
(Zpl), 80.17 HV pada daerah HAZ (Zpd) dan 108.4 HV pada logam induk (Zud).
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]