dc.description.abstract | Teknik pemodelan, terutama pemodelan data MT 1-D telah berkembang pesat,
baik berupa teknik pemodelan kedepan maupun pemodelan inversi. Namun demikian,
keadaan geologi suatu daerah tertentu tidak selalu dapat digambarkan sebagai model
1-D. Untuk daerah dengan keadaan geologi yang lebih kompleks,pemodelan 1-D
sudah tidak relevan lagi sehingga diperlukan pemodelan 2-D.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan didapat kesimpulan bahwa secara
umum, respon MT 2D untuk anomali baik berbentuk lingkaran maupun persegi
disajikan dalam bentuk kontur medan magnet, kontur fasa medan magnet, kurva
resisitivitas semu, dan kurva fasa impedansi. Perubahan distribusi medan magnet
pada batas – batas anomali pada arah lateral menunjukkan ukuran anomali,
sedangkan pada arah vertikal menunjukkan kedalamannya. Selain itu, kurva
resisitivitas semu dan kurva fasa impedansi juga dapat menunjukkan ukuran dan
kedalaman anomali.
Ukuran anomali pada kurva resisitivitas semu ditunjukkan dengan penurunan
harga resisitivitas semu pada batas – batas anomali (arah lateral) kemudian naik
kembali, sebaliknya pada kurva fasa impedansi naik. Kedalaman anomali dapat
diketahui melalui besarnya nilai resisitivitas semu, besarnya nilai resisitivitas semu
berbeda untuk frekuensi yang berbeda. Demikian juga kenaikan harga fasa impedansi
untuk frekuensi tertentu menunjukkan kedalaman anomali. | en_US |