HUBUNGAN PENGENALAN STATUS IDENTITAS REMAJA DENGAN AKTUALISASI DIRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QARNAIN KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan status identitas remaja
dengan aktualisasi diri di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Kecamatan Sukowono
Kabupaten Jember yang dilakukan pada bulan September 2013 sampai Februari
2014 . Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 95 orang
santri yang berada di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Kecamatan Sukowono
Kabupaten Jember. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 orang santri yang
diambil dengan teknik simple random sampling.
Alat pengumpul data menggunakan kuesioner status identitas remaja dan
aktualisasi diri. kuesioner status identitas remaja merupakan modifikasi dari
Extended Version Objective Measure of Ego-Identity Status (EOMEIS).
Kuesioner aktualisasi diri berasal dari modifikasi Personal Orientation Inventori
(POI). Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian menggunakan Pearson
Product Moment dan uji Alpha Cronbach.
Hasil penelitian yang sudah dilakukan diketahui bahwa sebagian besar
(83,3%) responden yang berstatus identitas difusi memiliki aktualisasi diri rendah.
Responden yang berstatus identitas foreclosure sebagian besar (57,1%) memiliki
aktualisasi diri rendah. Responden yang berstatus identitas moratorium sebagian
besar (64,3%) memiliki aktualisasi diri sebagian. Responden yang berstatus
identitas achievement sebagian besar (81,8%) memiliki aktualisasi diri sebagian.
Analisa menggunakan uji chi-square menghasilkan p value sebesar 0,01 yang
berarti lebih kecil dari pada α (0,05). Kesimpulan dari uji tersebut adalah terdapat
hubungan antara pengenalan status identitas remaja dangan aktualisasi diri di
Pondok Pesantren Nurul Qarnain. Nilai Odd Ratio (OR) sebesar 2,726 memiliki
makna remaja yang berstatus identitas achievement mempunyai peluang 2,729
kali lebih besar untuk memiliki aktualisasi diri yang lebih baik dari pada status
identitas lainnya. Remaja memiliki peluang lebih besar untuk mengaktualisasikan
diri dengan cara membentuk status identitas dan memahami potensi yang
dimilikinya.
Saran yang bisa diberikan kepada remaja untuk mencapai aktualisasi diri
adalah membentuk status identitas dan memahami potensi yang dimilikinya.
Usaha untuk memahami potensi diri adalah dengan memandang positif diri
sendiri, aktif dalam mencari informasi dan mengasah keahlian dengan ikut
organisasi atau kepengurusan di pondok pesantren maupun di masyarakat. Usaha
diatas bisa membentuk status identitas yang baik pada remaja sehingga
memudahkan dalam mencapai aktualisasi diri.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1564]