HUBUNGAN PERAN PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) DALAM PROGRAM DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORTCOURSE (DOTS) DENGAN HASIL APUSAN BTA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TANGGUL KABUPATEN JEMBER
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan peran pengawas
minum obat (PMO) dalam program Direct Observed Treatment Shortcourse
(DOTS) dengan hasil apusan BTA pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Tanggul
Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan
metode observasional analitik menggunakan desain studi ekologi dengan
pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien TB paru yang
sedang aktif menjalani pengobatan di Puskesmas Tanggul dengan awal diagnosis
pada bulan Juni-November 2013 sebanyak 47 pasien dengan sampel penelitian
sebanyak 24 pasien. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Penelitian dilakukan di Puskesmas Tanggul Kabupaten Jember. Alat
pengumpul data menggunakan kuesioner peran PMO yang diisi oleh pasien TB
paru serta hasil pemeriksaan sputum BTA yang dilihat dari kartu pengobatan
pasien. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Puskesmas Umbulsari Kabupaten
Jember. Hasil uji validitas menggunakan Pearson Product Moment dengan nilai
0,453-0,801dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan nilai 0,930.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 13 orang yang menilai peran
PMO sesuai, terdapat 1 orang (7,7%) yang masih BTA+ setelah 2 bulan
pengobatan dan 12 orang (92,3%) telah mengalami perubahan menjadi BTA(-)
setelah 2 bulan menjalani pengobatan. 11 orang yang menilai peran PMO tidak
sesuai, ada 6 orang (54,5%) yang BTA 2 bulan pertama pengobatan masih BTA+
dan 5 orang (45,5%) yang menjalani pengobatan selama 2 bulan BTAnya berubah
menjadi BTA(-). Analisis data menggunakan fisher’s exact dengan hasil ada
hubungan peran PMO dalam program DOTS dengan hasil apusan BTA pasien TB
paru di Puskesmas Tanggul Kabupaten Jember (p value = 0,023 < α = 0,05). Peran
PMO yang sesuai memiliki peluang 14,4 kali lebih besar terhadap hasil BTA
pasien (Odd Ratio (OR) = 14,4).
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
Puskesmas Tanggul untuk memberikan pemahaman tidak hanya bagi pasien tetapi
juga keluarga demi tercapainya kesembuhan yang optimal dengan adanya peran
serta dari PMO untuk selalu memberikan dukungan terhadap pengobatan pasien
TB paru.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]