KEGAGALAN IMPLEMENTASI ARUSHA ACCORD SEBAGAI RESOLUSI KONFLIK DI RWANDA
Abstract
Skripsi ini dibuat untuk menganalisis dan menjelaskan mengapa perjanjian
kesepakatan damai Arusha Accord sebagai resolusi konflik gagal di implementasikan
di Rwanda. Kesepakatan damai ini dilakukan oleh Pemerintah dibawah
kepemimpinan Mayor Jenderal Habyarimana dari suku Hutu dan Rwandese Patriotic
Front (RPF) dari suku Tutsi. Arusha Accord ini adalah cara untuk menghentikan
konflik etnis yang selama ini terjadi di Rwanda. Selama perundingan, konflik antar
etnis tetap saja mengemuka. Puncaknya adalah dengan ditembaknya pesawat
kepresidenan yang menewaskan Habyarimana. Peristiwa ini menyulut konflik yang
berakibat pada pembunuhan secara besar-besaran etnis Tutsi dan Hutu moderat
pendukung perundingan damai. Genosida tak dapat dihindarkan. Konflik ini
kemudian dihentikan oleh RPF yang berhasil memukul mundur milisi dan
menghentikan konflik yang menewaskan 800.000 jiwa ini. Pasca pemukulan mundur
milisi Hutu, praktis pemerintahan dikuasai oleh RPF-Tutsi. Implemnetasi
pemerintahan transisi dengan koalsii partaipun dilakukan. meskipun sebagain besar
kabinet yang ada di pemerintahan transisi berasal dari suku Hutu namun, kekuasaan
yang sebenarnya terletak pada RPF-Tutsi. Buktinya, sejumlah pos-pos penting
pemerintahan dikuasai oleh etnis Tutsi. Konflik pun masih tetap mewarnai
pemerintahan yang terbentuk tahun 1995 ini. Meski sempat terjadi perpanjangan
masa transisi, pengunduran secara besar-besaran elit-elit Hutu yang memerintah
membuktikan kekuasaan absolut Tutsi terbukti adanya. Konflik terus terjadi dalam
masa-masa tersebut.