dc.description.abstract | Berdasarkan hasil analisis uji organoleptik dengan uji Mann-Whitney
menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan antara kesukaan, rasa, aroma, warna dan
tekstur dengan menggunakan jenis kulit pisang yang berbeda sebagai bahan pembuat
nata. Berdasarkan uji Mann-Whitney bahwa jenis kulit pisang tidak mempengaruhi
secara nyata kualitas nata yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa kulit pisang
agung dan kulit pisang lumut mempunyai kualitas yang sama.
Pada hasil penelitian sari kulit pisang kepok kuning tidak terbentuk nata hal
ini dikarenakan pada pisang kepok kuning memiliki kandungan pektin yang rendah
yaitu 1,17%. Hal ini sesuai dengan referensi yang ada, karena kandungan pektin yang
terdapat di dalam kulit pisang sangat berpengaruh di dalam pembentukan gel
(mucilage) pada proses pembuatan nata.
Berdasarkan uji proksimat terdapat perbedaan antara kualitas gizi yang
terkandung dalam nata kulit pisang agung dan nata kulit pisang lumut. Dari hasil Uji
proksimat menunjukkan bahwa kandung nata kulit pisang agung memiliki kandungan
protein 0,09%, untuk nata kulit pisang lumut memiliki kandungan protein 0,10%.
Kandungan lemak pada pisang lumut dan pisang agung 0%. Hal ini menunjukkan
bahwa nata yang berbahan dasar kulit pisang tidak mengandung lemak. Kandungan
karbohidrat pada nata sari kulit pisang agung 2,67% sedangkan untuk kandungan
karbohidrat pisang lumut memiliki kandungan sebanyak 3,61%. Hal ini menunjukkan
bahwa kandungan karbohidrat nata sari kulit pisang lumut lebih tinggi dibandingkan
dengan pisang agung. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
kandungan nata kulit pisang lumut lebih baik daripada kandungan gizi nata kulit
pisang agung. | en_US |