• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    EKSISTENSI DAN PELESTARIAN KESENIAN TARI GELIPANG DI DESA KARANGSARI KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 1920-2012

    Thumbnail
    View/Open
    Wieke Reistantika - 090210302054_1.pdf (260.5Kb)
    Date
    2014-04-22
    Author
    Wieke Reistanita
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kesimpulan dari penelitian ini adalah latar belakang munculnya Kesenian Tari Gelipang berkaitan dengan para pendatang dari Probolinggo dan Pasuruan. Para pendatang mencari pekerjaan di Lumajang sebagai buruh pabrik tebu yang dikuasai oleh Belanda. Belanda memperlakukan para pendatang dan masyarakat Lumajang sewenang-wenang. Munculnya nama Gelipang merupakan ide-ide dari para pendatang dan menjadikan Kesenian Tari Gelipang sebagai simbol perwujudan melawan Belanda. Tahun 1920 merupakan awal munculnya Kesenian Tari Gelipang tidak lepas dari peranan tiga tokoh agama yang datang dari Probolinggo dan Pasuruan. Tujuannya untuk menyampaikan agama Islam. Penyebarannya melalui Kesenian Hadrah. Pendiri pertama Kesenian tradsional ini adalah Kyai Jafar asal Desa Karangsari Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang. Tahun 1922 peralatannya ditambah terbang sebanyak lima buah dan satu jidor, namanya diganti menjadi Terbang Jidoran (Ceramakan). Tahun 1925 ditambah dengan 2 ketipung, dan namanya menjadi Dzikir Maulud. Tahun 1930 ditambah dengan Tari Hadrah, namanya berubah menjadi Rudat Duduk. Lama kelamaan gerakan Tari Hadrah seolah-olah roboh mengguling, maka spontan diganti menjadi Tari Gelipang. Peran Kyai Jafar sebagai pendiri Tari Gelipang berhenti pada Tahun 1980 karena beliau sakit dan meninggal. Penerus kesenian ini yaitu Bapak Muhammad Sirri, beliau adalah putra dari Kyai Jafar. Dalam perkembangannya mengalami pergeseran pelaksanaan, pementasan dan fungsinya. Eksistensi Tari Gelipang mengalami surut Tahun 1999 karena alasan tertentu. Tetapi mulai berdiri kembali Tahun 2000 karena usaha pelestarian dari Masyarakat, Para Seniman, dan Pemerintah Daerah.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/57276
    Collections
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education [15435]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository