| dc.description.abstract | Perburuan paus yang dilakukan oleh Jepang mengundang protes banyak pihak 
karena perburun paus ini dianggap memberikan dampak ke arah kepunahan spesies 
paus. Selain itu banyaknya daging paus yang diperjualbelikan secara bebas di pasar 
Jepang, menguatkan dugaan bahwa perburuan paus yang dilakukan oleh Jepang 
bertujuan komersil. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peran Greenpeace 
dalam menyebarkan norma anti perburuan paus di Jepang. 
  Penelitian ini dilakukan melalui metode pengumpulan data dengan 
mengumpulkan data-data melalui penelitian kepustakaan. Dari penelitian kepustakaan 
ini diperoeh data yang diperlukan baik  yang bersumber dari buku-buku literature, 
situs internet maupun tulisan-tulisan lain yang relevan. Adapun tempat yang 
digunakan untuk melakukan penelitian kepustakaan antara lain: perpustakaan 
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  Universitas Jember, Perpustakaan Pusat 
Universitas Jember, situs-situs internet dan media massa cetak. 
  Hasil yang diperoleh dari penelitian  ini adalah bahwa pelarangan perburuan 
paus merupakan norma yang dimunculkan untuk dapat diterima oleh Negara-negara 
sebagai penentu kebijakan. Greenpeace sebagai agen yang memunculkan norma 
tersebut memiliki peran yang bertingkat yakni, mempengaruhi opini; memberikan 
tekanan; dan melakukan aksi. 
  Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis data dan pembahasan adalah 
dalam melaksanakan kampanye anti perburuan paus di Jepang, ada beberapa 
tantangan yang dihadapi Greenpeace yakni tantangan dari pemerintah, swasta dan 
masyarakat. Sehingga hal terpenting yang harus diusahakan oleh Greenpeace adalah 
lobi terhadap pihak pemerintah sebagai pembuat kebijakan. | en_US |