dc.description.abstract | Berdasarkan hasil Praktek Kerja Nyata yang dilakukan di Perum Bulog Sub divisi XI
Jember, khususnya mengenai pencatatan persediaan beras, maka dapat disimpulkan bahwa
terjadinya fluktuasi persediaan beras hasil giling yang ada di Perum Bulog dipengaruhi oleh dua
yaitu : Pengadaan gabah dan beras serta distribusi atau penyaluran beras.
a. Penambahan persediaan pada Perum Bulog SubDivre XI Jember dilakukan melalui
beberapa saluran distribusi, saluran tersebut antara lain:
1. Mitra Kerja (Mitra Kerja ADA DN)
2. SATGAS ADA DN
3. UPGB
b. Pengadaan beras luar negri (di lakukan oleh Perum Bulog jika pada tahun tersebut terjadi
gagal panen, yang dapat mengurangi nhasil panen sehingga penyimpanan beras terasa masih
kurang jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan penyaluran). Import beras merupakan
kewenangan Mentri Perdagangan dan Bulog hanya sebagai pelaksana.
Pada dasrnya pengurang persediaan beras yang dilakukan Bulog ialah :
1. Penyaluran beras HGL, untuk :
1. Departemen Hukum dan Kehakiman (DepKumHam)
2. RASKIN
3. Pemindahan stok ke luar daerah (Move Out)
4. Pemupukan Cadangan Beras Pemerintah (CBP)
5. Karyawan Perum Bulog
6. Market Operation (MO)
Untuk memperoleh data secara tepat dan akurat pencatatan persediaan pada Perum Bulog
menggunakan Sistem Informasi Logistik (SIL) untuk menghitung stok per hari maupun per
bulan. Untuk pencatatan pengurangan persediaan fisik di gudang Perum Bulog , menggunakan
metode FIFO dinamis, dimana metode tersebut digunakan pada saat barang masuk pertama
berada pada tumpukan bawah, sedangkan pemasukan terahir berada pada tumpukan atas.
Sehingga untuk pengeluaran barang tidak mungkin mengambil barang yang pertama masuk, oleh
karena itu Perum Bulog menggunakan metode FIFO dinamis. | en_US |