PENGGUNAAN SALAM DAN SAPAAN PADA MASYARAKAT MADURA DI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Dalam penelitian ini dibahas bentuk serta penggunaan salam dan sapaan yang terdapat dalam bahasa Madura. Bentuk salam bahasa Madura dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) salam berbentuk kata terdiri atas: a) verba (kata kerja) yakni saporanah, b) ajektiva (kata sifat) yakni bârâs dan saѐ, dan c) penanda fatis yakni woi, hoi, hei, selamet, pora, ngapora, assalamualaikum, amit, dan cangkolang; (2) salam berbentuk frasa yakni dhulih bârâs. Bentuk sapaan bahasa Madura dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) pronomina persona pertama yakni engko‟ (E-I), gulâh (E-E), kaulâ (È-B), dan abdhinah (È-B), (2) pronomina persona kedua yakni bâ‟en (E-I), embiyan (E-E), ajunan (È-B), dan panjhennengan (È-B), (3) nomina nama diri yakni Agus, (4) kekerabatan eppa‟, embu‟, bhing, cong, dsb., (5) gelar atau jabatan yakni pa‟ camat, bu guru, dsb., dan (6) berdasarkan pekerjaan yang dilakukan yakni pa‟ supir, ciri fisik yakni tompѐl, dan sifat yakni sѐ carѐmi, dsb. Salam digunakan di beberapa konteks pertuturan sehari-hari meliputi: (1) ketika bertemu dengan orang lain, (2) menyatakan perhatian terhadap keadaan orang lain, (3) berkaitan dengan peristiwa tertentu, dan (4) untuk norma kesopanan. Bentuk sapaan juga digunakan di berbagai konteks pertuturan sehari-hari di dalam kehidupan masyarakat Madura antara lain: (1) berdasarkan keakraban: a) pronomina persona pertama dan b) pronomina persona kedua, (2) sapaan nama diri, (3) kekerabatan, (4) usia, (5) gelar atau jabatan, dan (6) pekerjaan yang dilakukan, ciri fisik, dan sifat.