Show simple item record

dc.contributor.authorEDI SLAMET
dc.date.accessioned2014-04-02T00:04:23Z
dc.date.available2014-04-02T00:04:23Z
dc.date.issued2014-04-02
dc.identifier.nimNIM101910301013
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/56618
dc.description.abstractHasil overlay menunjukkan bahwa wilayah DAS Sampean mayoritas masuk dalam kategori potensial kritis, yaitu seluas 78.599,06 ha atau sekitar 61,74%. Luasan kelas kritis lainnya adalah agak kritis 16.814,97 ha (13,21%), kritis 1.948,92 ha (1,53%), sangat kritis 786,73 ha (0,62%) dan 29.159,73 ha atau sekitar 22,90 % wilayahnya masuk kategori tidak kritis. Parameter yang paling mempengaruhi kekritisan tersebut adalah faktor manajemen, produktivitas dan tutupan lahan, sehingga upaya perbaikan lahan harus lebih difokuskan pada ketiga faktor tersebut. Lahan yang teridentifikasi sebagai lahan kritis harus terus diperhatikan dan ditingkatkan kualitasnya sehingga potensi bencana yang dapat terjadi dapat diminimalisasi. Upaya Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT) dapat dilakukan melalui metode vegetatif dan metode Teknik Sipil. Sehingga apabila metode vegetatif seperti penanaman pohon dirasa kurang efektif dalam mengatasi permasalahan yang ada maka dapat digunakan metode Teknik Sipil. Metode ini dilakukan dengan pembuatan bangunan/ konstruksi seperti DAM penahan, teras (sengkedan) dan saluran pembuangan air yang bertujuan untuk mengurangi laju aliran permukaan, mencegah erosi, dan mengendalikan sedimen.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries101910301013;
dc.subjectLahan DAS, ArcView GIS 3.3en_US
dc.titleIDENTIFIKASI KEKRITISAN LAHAN DAS SAMPEAN MENGGUNAKAN ARCVIEW GIS 3.3en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record