dc.description.abstract | Mengacu pada hasil dan analisis maka secara umum dapat disimpulkan bahwa
pada semua model patahan telah diperoleh variasi kurva resistivitas semu dan fasa
impedansi di permukaan terhadap berbagai frekuensi yang digunakan, baik untuk
modus TE maupun TM. Dengan menggunakan seluruh frekuensi tersebut, struktur
patahan pada semua model telah dapat diindikasikan berdasarkan perbedaan nilai
resisitivitas yang cukup kontras ketika dianalisis pada arah lateral. Pada model
patahan 1 penggunaan frekuensi 5.000 Hz pada modus TM dapat menunjukkan
keberadaan patahan lebih jelas dibandingkan dengan modus TE, begitu pula pada
model patahan 2 untuk respon resistivitas semu dan fasa impedansinya. Sedangkan
kontur medan dan kontur fasa medan yang diperoleh merupakan informasi tambahan
untuk investigasi keberadaan struktur patahan, di mana frekuensi, nilai resistivitas
dan jangkauan kedalaman menjadi berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.
Medium yang sangat konduktif akan cepat melemahkan medan sehingga informasi
yang diperoleh menjadi kurang akurat, begitu juga pengaruh frekuensi dan
kedalaman. Adapun pada model patahan 2 dengan kedalaman hingga 350 m,
penggunaan modus TE dengan frekuensi 100 Hz dapat menunjukkan lebih banyak
informasi mengenai keberadaan struktur patahan dibandingkan dengan modus TM,
sedangkan pada model patahan 1 tidak dapat mendefinisikan keberadaan patahan baik
kontur medan maupun kontur fasa medannya.
Hasil perhitungan polarisasi pada modus TE dan TM memberikan respon yang
berbeda-beda, baik untuk setiap model yang digunakan maupun frekuensi yang
digunakan. Berdasarkan respon MT yang dihasilkan, disimpulkan bahwa teknik
pemodelan MT 2D menggunakan elemen hingga memberikan respon yang cukup
baik untuk investigasi struktur patahan di bawah permukaan bumi. | en_US |