DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF OBAT KUMUR
Abstract
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post-test only control group design. Sampel terbagi menjadi enam kelompok perlakuan yaitu E12,5, E25, E50, E100, K+ dan K-. Bahan perlakuan pada keenam kelompok tersebut diisikan ke dalam lubang sumuran dengan diameter 5 mm pada 8 petridish yang berisi media BHI-A yang telah diinokulasi S. mutans. Semua petridish tersebut dimasukkan ke dalam desikator dan diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 °C selama 24 jam. Setelah 24 jam, kemudian dilakukan pengukuran zona hambat menggunakan jangka sorong dan setiap sampel diukur oleh tiga orang yang berbeda.
Data hasil penelitian kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan program SPSS. Kelompok perlakuan K+ mempunyai rata-rata zona hambat paling besar yaitu 12,8 mm dan rata-rata diameter zona hambat terkecil adalah pada kelompok E12,5 yaitu sebesar 7,4 mm. Uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada semua kelompok perlakuan. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada semua kelompok, kecuali pada
kelompok E50 dengan E25, E50 dengan E12,5 dan E25 dengan E12,5 tidak memiliki perbedaan yang bermakna. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun seledri memiliki daya antibakteri terhadap pertumbuhan S. mutans. Konsentrasi terendah dari ekstrak daun seledri yang masih memiliki daya antibakteri adalah konsentrasi 12,5 %.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]