MOTIVASI EKSTERNAL SUAMI MEMILIH METODE VASEKTOMI DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Abstract
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, lokasi penelitian ini
dilakukan di Desa Ngaglik Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Informan dalam
penelitian ini terdiri dari 7 orang yang semuanya telah menggunakan metode
vasektomi dalam program keluarga berencana. Pengumpulan data dilakukan selama
kurang lebih 2 bulan. Teknik penentuan informan dengan menggunakan purposive
sampling dengan pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi
metode, yaitu dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber data yang sama
dengan teknik yang berbeda. Ini dimaksudkan bahwa data dan informasi yang didapat
oleh peneliti dilakukan pengecekan melalui data yang diperoleh dari wawancara,
kemudian dicek dengan observasi atau dokumentasi, dengan ini data yang di dapat
oleh peneliti benar-benar valid. Selanjutnya proses analisis data yang digunakan
adalah model analisis data interaktif, analisis data ini menggunakan tiga jenis
kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
Dalam program keluarga berencana untuk mencapai tujuan yaitu terciptanya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera maka disosialisasikan mengenai alat kontrasepsi.
Banyak pilihan alat kontrasepsi yang ditawarkan, ada alat kontrasepsi untuk
perempuan dan ada alat kontrasepsi untuk laki-laki. Hingga pada akhirnya dengan
viii
mengindahkan nilai dan norma, serta situasi kondisi yang ada maka dipilihlah
metode vasektomi untuk mencapai goal tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa keputusan suami memilih metode vasektomi dalam program keluarga
berencana tidak berasal dari kemauannya sendiri. Melainkan banyak dorongan diluar
individu yang pada akhirnya memotivasi suami untuk memilih metode vasektomi.
Yaitu: 1) tingginya biaya hidup keluarga; 2) keluhan istri; 3) adanya dukungan dari
istri; 4) perubahan nilai di masyarakat dari “banyak anak banyak rejeki” menjadi
“banyak anak merepotkan”; dan 5) penerimaan informasi dari narasumber tentang
vasektomi.