SISTEM BAGI HASIL USAHA PENANGKAPAN IKAN DI MUNCAR
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis Sistem Bagi Hasil Usaha Penangkapan Ikan di Muncar dengan menggunakan metode Kualitatif. Sistem bagi hasil penangkapan ikan merupakan pola adaptasi yang nampak pada strategi kehidupan nelayan. Hal ini karena laut merupakan wilayah yang bebas untuk dieksploitasi sehingga nelayan menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam pekerjaannya.
Adaptasi merupakan satu dari sekian banyak strategi yang mungkin paling tepat digunakan oleh para nelayan dalam mempertahankan hidup mereka. Adaptasi adalah proses penyesuaian diri (nelayan) terhadap lingkungan tempat tinggal. Dalam kesehariannya, para nelayan bekerja dengan sistem patronase. Tiap-tiap nelayan memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya pada saat melaut. Hasil tangkapan yang diperoleh akan dibagi sesuai dengan sistem bagi hasil yang mereka terapkan. Hal ini disesuaikan dengan resiko dan tanggung jawab tiap-tiap nelayan.
Nelayan yang mencari ikan pada sebuah kapal milik juragan darat terikat pada sebuah kontrak berdasarkan kesepakatan informal. Hal ini terjadi di setiap kawasan pesisir Muncar yang menjadi usaha kenelayanan. Akan tetapi, pembagian hasil tangkapan yang diperoleh nelayan baik juragan maupun pandhiga pada setiap daerah berbeda.
Proporsi bagi hasil yang tidak seimbang membuat kehidupan para nelayan mengalami ketimpangan antara Juragan dan Buruh. Juragan sebagai pemilik modal mendapat porsi 50% dari hasil tangkapan, jauh lebih banyak dibandingkan buruh yang hanya mengeluarkan tenaga untuk mendapatkan porsi 1 bagian dari
50% dari hasil tangkapan. Antara Buruh (ABK) yang melaut juga tidak mendapatkan porsi yang sama. Mereka yang memiliki keterampilan dan pengalaman serta beban yang lebih banyak akan mendapat proporsi lebih banyak pula. Seperti Juru Mudi yang mendapat 5 bagian. Juru Lampu, Juru Arus, Juru Mesin, dan Juru Selam masing-masing mendapat 2 bagian. Hal ini karena peran mereka cukup penting untuk mendapatkan hasil tangkapan yang diperoleh. Selain perbedaan proporsi pendapatan karena peran, dalam sistem bagi hasil penangkapan ikan, proporsi juga akan berbeda sesuai armada yang digunakan.