MODUS KEKERASAN DEBT COLLECTOR DALAM MENANGANI KREDIT MACET SEPEDA MOTOR (Studi Deskriptif Di Kabupaten Jember)

Abstract

Debt collector atau eksternal, oleh masyarakat Jember biasanya disebut dengan tukang jabel. Tukang jabel ialah orang bekerja sama dengan collector resmi leasing untuk mengatasi permasalahan kredit macet nasabah sepeda motor. Tukang jabel tidak terikat oleh suatu leasing tertentu. Yang jadi permasalahan, kehadiran tukang jabel selama ini justru meresahkan nasabah (debitur). Dalam menjalankan tugasnya, para penagih utang ini seringkali mengabaikan asas kesopanan dan kepatutan, bahkan tidak jarang menjurus ke arah premanisme. Tukang Jabel kerap pula meneror dan mengintimidasi bahkan tak jarang berkata kasar kepada nasabah. Tukang jabel acapkali berbuat semena-mena terhadap nasabah. Seperti memberhentikan nasabah ditengah jalan serta tak jarang merampas sepeda motor nasabah. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana modus kekerasan tukang jabel dalam menangani kredit macet sepeda motor”. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Informan dipilih dengan memakai teknik purposive sampling. Sumber data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan pada saat penelitian berlangsung yaitu dengan cara pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data. Sedangkan untuk teknik keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi dengan sumber. Dari hasil penelitian, terdapat beberapa bentuk modus kekerasan yaitu kekerasan ringan, kekerasan sedang dan kekerasan berat. Penyebab dari kekerasan tersebut bermacam-macam yaitu pihak leasing yang terlalu mengejar target, adanya tindakan-tindakan wanprestasi nasabah untuk menghindari kewajiban membayar cicilan sepeda motor, serta ketidakjelasan identitas atau posisi tukang jabel di dalam leasing.