ETNOFARMASI SUKU TENGGER KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG
Abstract
Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman
berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan.
Hampir setiap orang Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati
penyakit dan diakui serta dirasakan manfaat tumbuhan obat ini dalam menyembuhkan
penyakit yang diderita. Di seluruh wilayah Nusantara, berbagai suku asli yang hidup
di dalam sekitar hutan telah memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan untuk
memelihara kesehatan dan pengobatan berbagai macam penyakit. Namun proses
pewarisan pengetahuan lokal obat tradisional banyak dilakukan secara oral dan
masuknya budaya modern ke masyarakat tradisional dikhawatirkan akan
menyebabkan pengetahuan lokal akan mengalami erosi dan hilang. Hal ini
mendorong upaya pelestarian pengetahuan lokal obat tradisional sedini mungkin.
Salah satunya dengan menggunakan pendekatan etnofarmasi.
Suku Tengger merupakan suatu kelompok masyarakat yang dikenal masih
teguh melaksanakan adat-istiadat tengger dan tinggal di wilayah 4 kabupaten yaitu
Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten
Malang. Seperti pada kebanyakan suku-suku yang ada di Indonesia, pengetahuan
lokal terutama obat tradisional belum terdokumentasi dengan baik dan masuknya
budaya modern dikhawatirkan akan menyebabkan pengetahuan lokal akan
mengalami erosi dan hilang. Untuk itu perlu dilakukan tindakan untuk melestarikan
pengetahuan obat tradisional terutama pada Suku Tengger Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang yang merupakan satu-satunya Desa Tengger di
Kabupaten Malang melalui penelitian dengan pendekatan etnofarmasi.
Hasil dari penelitian etnofarmasi pada Suku Tengger Desa Ngadas
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang terinventarisasi 28 kategori penyakit
yang diobati menggunakan 44 tanaman, 3 bahan yang berasal dari hewan dan 3 bahan
mineral dalam 77 resep tradisional yang berasal dari 21 informan. Dalam penelitian
ini dilakukan analisis untuk mengetahui jenis tumbuhan, hewan, dan mineral dalam
mengobati kategori penyakit yang penting untuk dilaksanakan penelitian selanjutnya
dengan cara menentukan nilai Use Value dan nilai Informant Concensus Factor. Dari
Nilai UV dan ICF ini digabungkan dan didapatkan tumbuhan terpilih yang berpotensi
diteliti lebih lanjut yaitu, Adas (Foeniculum vulgare Miller) untuk pengobatan Batuk,
Sempretan (Bidens pilosa L.) untuk pengobatan Luka Gores, Sempretan (Bidens
pilosa L.) untuk pengobatan Nyeri Otot, Sempretan (Bidens pilosa L.) untuk Lemah
Syahwat, Ciplukan (Physalis angulata L.) untuk pengobatan Luka Gores, Sri Pandak
(Plantago major L.) untuk pengobatan Luka Gores, Pulosari (Alyxia reinwardtii Bl.)
untuk pengobatan Luka Gores, Tepung Otot (Borreria laevis Griseb.) untuk
pengobatan Nyeri Otot, Jambu Wer (Elaeocarpus longifolius Blume) untuk
pengobatan Diare, Pisang Raja (Musa sapientum L.) untuk pengobatan Diare, Jahe
Wono (Pimpinella pruatjan Molkenb.) untuk Lemah Syahwat, Dringu (Acorus
calamus L.) untuk pengobatan Demam.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]