dc.description.abstract | Kandidiasis adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Penyebab utama umumnya adalah Candida albicans (C. albicans) yang memiliki
frekuensi 50% dalam menyebabkan kandidiasis. Keberadaan obat-obat antijamur
relatif lebih sedikit dibanding obat-obat antimikroba lain. Sebagian besar sediaan
antijamur sintetis yang ada di pasaran memiliki berbagai keterbatasan seperti efek
samping yang besar, penetrasi yang buruk pada jaringan tertentu, dan resistensi
terhadap jamur tertentu. Penggunaan senyawa antijamur dari tumbuhan diharapkan
mampu memberikan kerja yang lebih spesifik dan tidak mudah resisten terhadap
jamur patogen.
Salah satu tumbuhan yang memiliki aktivitas antikandida adalah sereh
(Cymbopogon citratus (DC) Stapf.). Bagian tumbuhan yang digunakan adalah
minyak karena memiliki kandungan senyawa yang bersifat antikandida yaitu sitral.
Sitral bekerja melalui mekanisme perubahan morfologi struktur seluler dan membran
sel yang merupakan bagian penting pada sel jamur. Minyak diformulasikan ke dalam
bentuk sediaan krim dengan basis vanishing cream untuk mempermudah penggunaan
serta mendapatkan efek maksimal yang diinginkan. Krim minyak sereh ditujukan
untuk pemakaian topikal pada kandidiasis kutan atau kulit.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah true experimental laboratories. Bahan
yang digunakan adalah krim minyak sereh dengan konsentrasi minyak 5% b/b (F1),
7% b/b (F2) dan 10% b/b (F3) untuk uji aktivitas antijamur serta uji sifat fisika kimia
krim, yang meliputi uji organoleptis, tipe emulsi, viskositas, daya sebar, pH, dan
rheologi krim, sedangkan pada uji Konsentasi Hambat Minimum (KHM) digunakan
viii
krim berkonsentrasi 0,5% b/b, 1% b/b, 2% b/b, 3% b/b, 4% b/b, dan 5% b/b. Kontrol
negatif dalam penelitian ini adalah basis krim tanpa minyak sereh (F0 / 0% b/b) dan
kontrol positifnya merupakan krim ketokonazol 2% yang ada di pasaran. Data
organoleptis, tipe emulsi, rheologi dan KHM dianalisis secara deskriptif. Data
viskositas dan daya sebar dianalisis secara statistik dengan metode Oneway ANOVA
sedangkan pH dan uji aktivitas antijamur dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis
untuk mengetahui perbedaan nilai antar kelompok percobaan. Pengujian dilanjutkan
dengan uji regresi linear untuk mengetahui pengaruh peningkatan minyak sereh
terhadap viskositas, daya sebar, pH dan aktivitas antijamur krim.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa konsentrasi minyak sereh hanya
mempengaruhi warna dan bau krim pada uji organoleptis. Semua formula
menunjukkan tipe emulsi minyak dalam air (M/A) pada uji tipe emulsi. Semua
formula menunjukkan sifat alir pseudoplastis pada uji rheologi krim. Hasil uji
ANOVA dan Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan yang signifikan pada data
viskositas, daya sebar dan pH antara F0, F1, F2 dan F3. Hasil uji regresi linear
memperlihatkan bahwa peningkatan konsentrasi minyak berpengaruh dalam
menurunkan viskositas krim, meningkatkan daya sebar krim dan menurunkan pH
krim.
Uji KHM dilakukan menggunakan metode pengenceran atau dilusi agar
dengan hasil nilai KHM krim sebesar 3% b/b. Uji Aktivitas antijamur dilakukan
menggunakan metode difusi agar dengan sumuran. Hasil uji Kruskal-Wallis
menunjukkan perbedaan signifikan pada aktivitas antijamur F0, F1, F2, F3 dan kontrol
positif. Uji regresi linear memperlihatkan bahwa peningkatan konsentrasi minyak
berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas antijamur terhadap C. albicans, dimana
diameter hambat F0 < F1 < F2 < F3. Hasil uji perbandingan aktivitas antijamur krim
minyak sereh dengan kontrol positif menyatakan bahwa F0, F1, dan F2 memiliki
aktivitas antikandida lebih kecil dibanding krim ketokonazol 2%, sedangkan F3
memiliki aktivitas antikandida lebih besar dibanding krim ketokonazol 2%. | en_US |