RELASI DATA SEISMIK TERHADAP AMPLIFIKASI GEMPA
Abstract
Bencana gempa bumi sering terjadi di berbagai belahan dunia, akibat dari
bencana tersebut banyak jatuhnya korban jiwa serta besarnya kerugian material.
Terjadinya gempa karena adanya gerakan tanah tiba-tiba yang disebabkan oleh
pelepasan mendadak dari regangan yang terakumulasi sepanjang patahan di
permukaan bumi dan terjadi guncangan.
Amplifikasi dan Respon Spektra merupakan parameter yang sangat penting
dalam perencanaan konstruksi terhadap beban gempa. Dalam perencanaan bangunan
gedung, beban rencana yang dibutuhkan dalam analisis gempa adalah respon spectra
serta amplifikasi gempa. Amplifikasi gempa dipengaruhi oleh beberapa factor, antara
lain sifat gempa, sifat-sifat tanah serta karakteristik lokalnya (Shen-Swo dan Shih-
Nan, 2000). Sehingga data seismic memiliki karakteristik tersendiri pada setiap
daerah yang berbeda. Oleh karena itu, perlu penelitian mencari hubungan data
seismic terhadap amplifikasi gempa. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk
mengetahui sifat gempa dengan cara menginvestigasi hubungan antara karakteristik
data seismic yang ada terhadap nilai amplifikasi dan respon spectra yang diperoleh.
Langkah – langkah awal adalah koleksi data-data gempa berupa data
percepatan gempa yang diperoleh dari situs resmi data seismic yaitu www.
Strongmotioncenter.org. Data yang digunakan adalah data gempa Hawaii, Coalinga,
Landers, Lomaprieta, dan whittier. Masing-masing gempa diambil lima stasiun yang
berbeda. Untuk menganalisa data percepatan gempa digunakan bantuan software
EERA (Equivalent-linier Earthquack Respon Analisys). Input dari software tersebut
adalah data percepatan gempa dan data profil tanah. Hasil dari analisis tersebut
berupa nilai amplifikasi dan respon spectra.
viii
Nilai amplifikasi berkisar antara 3,3-3,6 kali dengan kecenderungan menurun
terhadap jarak epicentrum yang semakin jauh. Hasil tersebut hampir sama dengan
input percepatan maksimal dengan kecenderungan menurun. Nilai percepatan puncak
maksimal pada seluruh gempa berkisar antara 0,4g-1,2g sedangkan periode untuk
percepatan puncak maksimal berkisar diantara 0,1-0,7 detik dengan kecenderungan
meningkat terhadap jarak epcentrum semakin jauh. Hasil tersebut hampir sama
dengan waktu percepatan maksimal dengan kecenderungan meningkat
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]