TINJAUAN TEKNIS DAN EKONOMI PENGGUNAAN ASPAL RETONA BLEND 55 PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE – WEARING COURSE (AC – WC)
Abstract
Aspal Retona Blend 55 (RB 55) merupakan gabungan hasil ekstraksi aspal
keras penetrasi 60 atau 80 dengan aspal Buton yang telah diproses secara
fabrikasi, serta memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan aspal
penetrasi pertamina. Aspal RB 55 diutamakan untuk melapisi ruas jalan dengan
temperatur perkerasan beraspal yang tinggi, serta melayani lalu – lintas berat dan
padat yaitu untuk beban lalu – lintas rencana > 10.000.000 ESA atau LHR >
2000 kendaraan per hari dengan jumlah kendaraan truk lebih dari 15%. (DPU
Bina Marga, 2008). Penggunaan aspal RB 55 saat ini telah dilakukan pada
campuran Asphalt Concrete – Wearing Course (AC –WC). Penelitian lebih lanjut
penggunaan aspal RB 55 pada campuran panas AC – WC perlu dilakukan
terutama untuk mengetahui secara teknis komposisi yang optimum penggunaan
kadar aspal RB 55 terhadap sifat karakteristik Marshall serta secara ekonomi
mengetahui keuntungan atau kerugian penggunaan aspal ini. Berdasarkan hasil
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja campuran perkerasan,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan
jalan raya di Indonesia
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap pengujian empiris di
laboratorium. Pengujian pertama adalah uji pendahuluan dengan melakukan
pemeriksaan agregat dan bitumen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa agregat
dan bitumen yang digunakan telah memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
Selanjutnya dilakukan analisa untuk mendapatkan kadar aspal optimum
ix
campuran AC – WC menggunakan aspal penetrasi 60/70. Hasil analisa diperoleh
kadar aspal teoritis sebesar 4,5% ; 5% ; 5,5% ; 6% ; 6,5%. Berdasarkan hasil
analisa pengujian Marshall Test, didapat kadar aspal optimum dari aspal
penetrasi 60/70 sebesar 6,5%.
Pengujian kedua dilakukan dengan menggunakan aspal RB 55 dalam
campuaran AC – WC. Variasi penggunaan aspal RB 55 adalah sebesar 0%,
10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% terhadap berat
aspal(berdasarkan kadar aspal optimum yang diperoleh dari aspal penetrasi
60/70 yaitu 6,5%). Untuk mengetahui karakteristik marshall penggunaan aspal
RB 55, setiap variasi benda uji dilakukan pengujian Marshall Test.
Berdasarkan hasil pengujian Marshall Test dilakukan analisa data
menggunakan metode deskriptif dan pembobotan. Hasil analisa menunjukkan
bahwa komposisi optimum penggunaan aspal RB 55 diperoleh pada variasi
campuran 50% aspal RB 55 dan 50% aspal penetrasi 60/70. Secara teknis pada
campuran variasi ini memiliki keunggulan yaitu dapat meningkatkan nilai
stabilitas Marshall dan lebih menstabilkan nilai kelehan campuran. Nilai density
dan nilai VMA memiliki kecenderungan nilai yang relatif sama. Namun pada
nilai VFA dan VIM tidak jauh lebih baik dibandingkan dengan campuran yang
hanya menggunakan aspal penetrasi 60/70. Ditinjau secara ekonomi biaya yang
dibutuhkan untuk campuran aspal penetrasi 60/70 adalah sebesar
Rp.796.400/ton atau Rp. 531.198.800/kilometer (asumsi tebal 4 cm dan lebar
jalan 7 m), sedangkan untuk campuran variasi 50% aspal RB 55 diperoleh biaya
yang dibutuhkan sebesar Rp.812.700/ton atau Rp.542.070.900/kilometer
(asumsi tebal 4 cm dan lebar jalan 7 m).
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]