ANALISA KINERJA OPERASIONAL KERETA API EKONOMI DAERAH OPERASI IX JEMBER
Abstract
Kereta Api (KA) Ekonomi mempunyai andil besar terhadap jumlah
keseluruhan penumpang kereta api, berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, jumlah penumpang KA Ekonomi tahun 2012 mencapai
126.982.440 penumpang. Pemberlakuan Standar Pelayanan Minimal (SPM) membuat
PT Kereta Api Indonesia khususnya dalam penelitian ini Daerah Operasi IX Jember
(Daop 9 Jember) untuk melakukan modifikasi jasa agar pelayanan yang diberikan
kepada konsumen dapat memenuhi SPM.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kereta Api dilatar belakangi oleh adanya
kesenjangan antara harapan konsumen dengan pelayanan yang disediakan oleh
operator dan untuk melaksanakan pasal 135 PP No. 72/2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Kereta Api. Dengan adanya modifikasi jasa tersebut, maka perlu dilakukan
penelitian analisa kinerja KA Ekonomi dengan mengambil daerah penelitian Daerah
Operasi IX Jember untuk mengetahui apakah modifikasi jasa yang sudah dilakukan
sudah cukup untuk memenuhi standar pelayanan minimal serta harapan para
pengguna jasa transportasi kereta api sehingga dapat meningkatkan kesadaran
penumpang untuk menggunakan transportasi umum kereta api untuk mengurangi
beban jalan raya dan efisiensi bahan bakar.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan uji analisa
faktor. Uji analisa faktor dilakukan untuk mengidentifikasi variabel atau faktor yang
memiliki pola hubungan tertentu dalam sebuah kelompok variabel. Jadi faktor
dominan yang memperngaruhi kinerja operasional kereta api ekonomi dapat
ditentukan dengan metode ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kereta api ekonomi Daop IX Jember
adalah baik dengan nilai indeks kinerja 71,316. Adapun faktor-faktor dominan yang
memengaruhi dalam kinerja kereta api adalah keadaan dan kondisi pintu, keadaan dan
kondisi jendela, kondisi dan pembatasan tempat duduk, keadaan dan lampu
penerangan, kondisi dan ketersediaan air toilet.
Selanjutnya langkah-langkah perbaikan dan perkembangan kereta api
sehingga dapat meningkatkan kinerja operasionalnya. Terdapat beberapa item
fasilitas yang hasil kinerjanya perlu ditingkatkan dan diperhatikan ke depannya, yaitu
fasilitas khusus untuk penyandang cacat, lansia, serta ibu hamil yang mendapatkan
hasil kinerja buruk dengan indeks 59,5. Fasilitas yang memiliki kinerja baik namun
kondisinya perlu ditingkatkan lagi kinerjanya, yaitu fasilitas rak bagasi yang sudah
usang dan perlu diperbarui serta model bagasi yang terbuka juga menurunkan kinerja
fasilitas ini terkait dengan kemananan bagasi, penyampaian informasi selama
perjalanan juga perlu ditingkatkan lagi terutama untuk kejelasan informasi gangguan
selama perjalanan agar penumpang dapat mengetahui alasan dan kejelasan mengapa
perjalanan mengalami gangguan dan hambatan.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]