IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRP) PADA PASIEN PENYAKIT ASMA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER
Abstract
Drug Related Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak
diharapkan dari pengalaman pasien akibat/ diduga akibat terapi obat sehingga
kenyataannya/ potensial mengganggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan.
Kategori DRP meliputi indikasi yang tidak diterapi, obat dengan indikasi yang tidak
sesuai, obat salah, interaksi obat, dosis lebih, dosis subterapi, Adverse Drug Reaction
dan kegagalan dalam menerima obat.
Upaya untuk mengurangi DRP telah banyak dilakukan oleh farmasis di
negara maju. Namun, di Indonesia sendiri peran farmasis dalam upaya mengurangi
DRP belum terlihat. Untuk mengatasi DRP sangat diperlukan peran farmasis yang
mempunyai kemampuan dalam menangani hal ini dan ada komitmen dari farmasis
untuk mengatasi permasalahan ini dalam meminimalkan medication error.
Penyakit asma termasuk 5 besar penyebab kematian di dunia, yaitu mencapai
17,4 persen. Menurut Badan Kesehatan Dunia 300 juta orang menderita asma dan
225.000 orang mati karena asma dalam tahun 2005. Sedangkan di Indonesia menurut
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terdapat 4% prevalensi Asma. Dengan
jumlah penduduk Indonesia 240 juta berarti terdapat sekitar 10 juta penderita asma
di Indonesia.
Penyakit asma tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dirawat atau dikontrol.
Salah satu perawatan asma yaitu dengan menggunakan obat (terapi farmakologi).
Terapi menggunakan obat dapat menimbulkan masalah Drug Related Problem
(DRP). Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
dan distribusi Drug Related Problem (DRP) yang terjadi pada pasien penyakit Asma
Rawat Inap di Rumah Sakit Paru Jember. Penelitian ini merupakan penelitian populasi/ population study yang lebih
dikenal dengan sebutan Survey dengan pengambilan data dilakukan secara
retrospektif dan analisa data secara deskriptif. Populasi penelitian adalah rekam
medik pasien penyakit asma rawat inap di Rumah sakit paru jember selama Januari
2009- Desember 2009, dengan besar sampel 59 rekam medik pasien yang diambil
secara simple random sampling. Kategori DRP yang diteliti adalah indikasi butuh
obat, obat tanpa indikasi, obat salah, dosis lebih, dosis kurang, dan interaksi obat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori DRP indikasi butuh obat
terdapat pada 66 resep (25,68%), kategori obat salah terjadi pada 48 resep (18,68%),
dosis lebih terdapat pada 3 resep (1,17%), dosis kurang 0 %, Obat tanpa indikasi yang
sesuai 120 resep (46,69%) dan kategori DRP interaksi obat 231 resep (89,88%).
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]