PENERAPAN EXTENDED KALMAN FILTER PADA MODEL PREDATOR-PREY
Abstract
Metode Kalman Filter yang membahas solusi rekursif untuk masalah
filtering linier dengan data diskrit merupakan contoh dari teknik asimilasi data. Pada
dasarnya algoritma Kalman Filter dikembangkan untuk nilai estimasi dalam bentuk
rekursif dari model linier. Namun dalam kenyataannya banyak permasalahan yang
tidak hanya berupa model yang linier, melainkan juga model yang berbentuk
nonlinier. Oleh karena itu perlu dikembangkan algoritma yang dapat
diimplementasikan pada model dinamik nonlinier, dimana salah satu contohnya
adalah Extended Kalman Filter (EKF). Metode EKF telah banyak diaplikasikan
dalam berbagai permasalahan sistem dinamik.
Pada skripsi ini penulis meneliti aplikasi metode EKF untuk mengestimasi
variabel keadaan pada model Predator-Prey. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengestimasi jumlah populasi mangsa (kutu hijau) dan jumlah populasi pemangsa
(kumbang merah) menggunakan metode EKF. Adapun urutan prosedur yang
dilakukan untuk menyelesaikan rumusan masalah yaitu, penggunaan model
Predator-Prey Lotka-Volterra, diskritisasi terhadap model Predator-Prey,
penambahan faktor stokastik pada model diskrit yang diperoleh, linierisasi terhadap
sistem persamaan nonlinier, mengimplementasikan algoritma EKF, serta
menganalisis hasil simulasi penggunaan metode EKF.
Sebelum dilakukan simulasi menggunakan pemrograman dengan Matlab,
terlebih dahulu harus ditentukan nilai dari panjang grid waktu (dt). Pemilihan nilai
dt harus disesuaikan agar metode EKF yang diimplementasikan memberikan hasil
estimasi yang konvergen. Dalam hal ini kemudian diambil nilai dt = 0,01. Nilai
norm kovariansi error yang dihasilkan secara keseluruhan dapat dikatakan stabil
karena tidak menunjukkan osilasi yang cukup signifikan. Hasil estimasi variabel
state dengan menggunakan metode EKF memiliki tingkat kepercayaan yang cukup
baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil norm kovariansi error yang konvergen
dengan nilai tidak lebih dari
. Kemudian hasil estimasi jumlah kutu hijau
memberikan selisih nilai estimasi dengan nilai riil yang berkisar antara -0,05 hingga
105,1
viii
3
0,05. Hasil estimasi jumlah kumbang merah juga memberikan selisih nilai estimasi
dengan nilai riil yang sama, yaitu pada kisaran nilai -0,05 hingga 0,05. Dalam hal ini
berarti hasil estimasi jumlah kutu hijau (sebagai spesies mangsa) maupun hasil
estimasi jumlah kumbang merah (sebagai spesies pemangsa) sama-sama relatif
mendekati nilai yang sebenarnya.