PERANAN CHAIRUL SALEH DALAM PERISTIWA RENGASDENGKLOK TAHUN 1945
Abstract
Peristiwa Rengasdengklok merupakan peristiwa penculikan Soekarno dan
Mohammad Hatta yang dilakukan oleh para pemuda untuk dibawa ke
Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Peristiwa ini tidak terlepas dari
peranan Chairul Saleh yang memprakarsai lahirnya ide pengamanan SoekarnoHatta.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana latar belakang sosial
budaya dan politik Chairul Saleh, aktivitas politik Chairul Saleh dalam pergerakan
nasional serta bagaimana peranan Chairul Saleh dalam peristiwa penculikan
Soekarno-Hatta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah
yang terdapat dalam rumusan masalah dan memberi manfaat bagi peneliti,
masyarakat luas dan ilmu pengetahuan. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian sejarah yang meliputi Heuristik
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang sosial budaya dan
politik Chairul Saleh yang dimulai dari latar belakang pendidikan hingga aktivitas
kegiatan dalam berbagai organisasi yang dilakukan sejak zaman penjajahan
Belanda hingga zaman penjajahan Jepang, berpengaruh terhadap kepribadian dan
viii
tindakan-tindakan Chairul Saleh yang dapat membentuk jiwa nasionalis didalam
dirinya. Dalam gerakan perjuangan kemerdekaan hampir selalu mendapat
dukungan dari pemuda dan pelajar atau mahasiswa. Latar belakang peristiwa
Rengasdengklok diawali dengan adanya perbedaan pendapat antara golongan tua
dan golongan muda mengenai kapan pelaksanaan proklamasi. Peristiwa ini
merupakan puncak perbedaan pendapat golongan tua dan golongan muda.
Tersebarnya berita kekalahan Jepang dikalangan pemuda membuat Chairul Saleh
mempercepat gerakannya untuk mempengaruhi golongan tua agar sesegera
mungkin memproklamasikan kemerdekaan. Peristiwa Rengasdengklok terjadi
pada tanggal 16 Agustus 1945, ketika Chairul Saleh memerintahkan Sukarni
beserta PETA untuk mengamankan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok
dengan tujuan untuk menghindari kedua tokoh tersebut dari pengaruh Jepang.
Chairul Saleh merupakan pimpinan dari pemuda dan pelajar atau mahasiswa.
Peran Chairul Saleh sebagai penggerak pemuda dan pelajar atau mahasiswa dalam
merencanakan dan mengatur penculikan Soekarno-Hatta untuk segera
melaksanakan proklamasi kemerdekaan, namun usaha Chairul Saleh untuk segera
memproklamasikan tidak berhasil karena Soekarno-Hatta dibawa kembali ke
Jakarta oleh A. Soebardjo untuk memproklamasikan kemerdekaan di Jakarta.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah latar belakang sosial budaya
dan politik Chairul Saleh, yang dimulai dari pendidikan, sosial dan latar belakang
politiknya mempengaruhi pemikiran dan membentuk jiwa Chairul Saleh kearah
kesadaran nasional. Kesadaran nasional yang dimiliki Chairul Saleh digunakan
sebagai langkah perjuangannya menuju Indonesia merdeka. Aktivitas politik yang
dilakukan Chairul Saleh dalam pergerakan nasional dimulai dengan bergabung
dengan organisasi OK, PPPI pada zaman Jepang. Zaman Jepang dengan
bergabung di organisasi Sendenbu, Syusintai, Angkatan Muda dan Gerakan
Angkatan Baru. Berdasarkan pengalaman, pengetahuan, kematangan berfikir
itulah maka Chairul Saleh memiliki rasa nasionalisme yang sangat tinggi. Peranan
Chairul Saleh dalam peristiwa penculikan Soekarno-Hatta sebagai pelaksana
penculikan, penggerak pemuda dan pelajar atau mahasiswa. Peristiwa
Rengasdengklok dilatar belakangi oleh faktor politik yang diantaranya kalahnya
Jepang terhadap perang Asia Timur Raya. Sejak dibom atomnya kota Hiroshima
dan Nagasaki pintu kekalahan Jepang sudah mulai terbuka. Hal tersebut membuat
bangsa Indonesia yang selama ini mendambakan kemerdekaan merasa semakin
besar peluang untuk segera memerdekakan Indonesia khususnya para pemuda,
namun hal tersebut mendapat penolakan dari golongan tua