Show simple item record

dc.contributor.authorNurma Tisa Meladipa
dc.date.accessioned2013-12-05T13:33:05Z
dc.date.available2013-12-05T13:33:05Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM050210302140
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5228
dc.description.abstracterkebunan Kalitengah terletak di Desa Manggisan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Secara historis Perkebunan Kalitengah didirikan tahun 1928 oleh perusahaan Belgia, NV. Handeli Maattschappij J. A. Wattie. Didirikannya perkebunan di Kalitengah karena kondisi alamnya yang tergolong subur. Komoditi yang dikembangkan Perkebunan Kalitengah adalah karet, kopi dan cengkeh. Saat ini Perkebunan Kalitengah dikelola oleh PT Dian Argapura Perkasa. Hal yang menarik adalah di Perkebunan Kalitengah terdapat fenomena yang unik, sebagian besar buruh tetap yang ada di Perkebunan Kalitengah merupakan buruh yang telah bekerja di Perkebunan Kalitengah secara turun temurun dari generasi ke generasi. Padahal jika dilihat dari segi pendapatan dan kesejahteraan buruh masih berada pada tingkat menengah ke bawah. Hal inilah yang secara empirik menarik peneliti untuk meneliti fenomena ini dengan tujuan untuk mengerti apa latar belakang buruh bertahan di Perkebunan Kalitengah. Sedangkan secara teoritik, kajian-kajian sejarah yang ada, hanya membahas aspek ekonomi, tanah, dan kebijakan pemerintah tentang perkebunan. Berdasarkan alasan empirik dan teoritik tersebut peneliti bermaksud melakukan penelitian sejarah dengan fokus kajian untuk mencari jawaban mengenai: 1) bagaimanakah struktur sosial-ekonomi buruh Perkebunan Kalitengah; 2) mengapa buruh Perkebunan Kalitengah tetap bertahan di Perkebunan Kalitengah; dan 3) bagaimana usaha pihak perkebunan dalam mengelola sumber daya sosial-ekonomi guna perkembangan Perkebunan Kalitengah. Berhubungan dengan penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural untuk melihat hubungan antara pihak perkebunan dan buruh agar nantinya terungkap apa saja latar belakang buruh bertahan di Perkebunan Kalitengah. vii Berdasarkan hasil analisis sumber, peneliti menghasilkan tiga kesimpulan. Struktur sosial-ekonomi buruh Perkebunan Kalitengah menunjukkan buruh berada pada struktur sosial paling bawah dalam hierarki masyarakat Perkebuan Kalitengah. Oleh karena itu secara sosial-ekonomi buruh berada pada klasifikasi masyarakat perkebunan tingkat bawah. Hal ini dikarenakan buruh berposisi sebagai orang yang menerima perintah dari atas untuk melakukan tugas dan fungsinya sesuai arahan. Berdasarkan hasil penelitian didapat pula kesimpulan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi buruh untuk memilih tetap bertahan sebagai buruh di Perkebunan Kalitengah. Faktorfaktor tersebut antara lain faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang dimaksud ialah adanya kemudahan untuk menjadi buruh di Perkebunan Kalitengah, sehingga bagi orang yang hanya memiliki pendidikan yang rendah dan skill seadanya, pekerjaan sebagai buruh adalah pilihan realistis jika dibandingkan dengan pekerjaan lain yang memerlukan syarat yang rumit. Selain itu biasanya buruh tetap yang ada berasal dari anggota keluarga yang pernah menjadi buruh di Perkebunan Kalitengah. Faktor intern lainnya ialah adanya keinginan untuk membalas budi terhadap pihak perkebunan yang telah memberikan bantuan baik berupa pekerjaan maupun finansial sehingga buruh bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan faktor ekstern yakni adanya fasilitasfasilitas dan tunjangan atau bantuan yang diberikan oleh pihak perkebunan. Fasilitas rumah dinas, ijin penanaman tanaman perkebunan di lahan perkebunan secara gratis, dan adanya tunjangan hari tua yang diberikan oleh pihak perkebunan membuat buruh merasa nyaman, sehingga mereka cenderung enggan beralih pada profesi lain. Kesimpulan terakhir yang didapat dalam penelitian ini ialah bahwa latar belakang buruh tetap bekerja di Perkebunan Kalitengah tidak terlepas dari kebijakankebijakan yang dilakukan pihak perkebunan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pihak perkebunan ditujukan agar buruh nyaman dan aman dalam bekerja. Beberapa kebijakan tersebut antara lain dengan memberikan fasilitas gedung dan bangunan, fasilitas listrik, kesempatan mendapat uang tambahan melalui menanam tanaman perkebunan di tanah perusahaan, dan tunjanggan serta asuransi keselamatan kerja yang bisa menunjang kenyamanan hidup dan kerja mereka selama bekerja di Perkebunan Kalitengah.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050210302140;
dc.subjectBURUH PERKEBUNAN KALITENGAHen_US
dc.titleKEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI BURUH PERKEBUNAN KALITENGAH TAHUN 1982-2010en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record