Show simple item record

dc.contributor.authorImun Farikhah
dc.date.accessioned2013-12-05T10:37:42Z
dc.date.available2013-12-05T10:37:42Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM081910301053
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5165
dc.description.abstractBGA (Buton Granular Asphalt) adalah aspal buton jenis berbutir yang dapat digunakan sebagai additive dalam campuran aspal atau sebagai bahan substitusi aspal minyak. Pemakaian aspal buton jenis ini dapat dipergunakan dalam campuran panas, campuran hangat dan campuran dingin. Asbuton dapat dimanfaatkan sebagai bahan jalan karena disamping mengandung bitumen, mineralnya pun cukup tinggi. Tahun 2009 diprogramkan penggunaan Asbuton untuk pembangunan dan pemeliharaan Jalan Nasional (Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia, 2009). Adapun lokasi jalan tersebut tersebar di 30 Provinsi mulai dari Nangroe Aceh Darussalam hingga Provinsi Papua Barat. Panjang jalan yang diprogramkan mencapai 567,57 km dengan perkiraan pemakaian Asbuton sebesar 32.171,39 Ton (Dedi, 2010). Dengan adanya pembahasan tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengoptimalkan penggunaan BGA secara tepat, guna mengurangi konsumsi terhadap produk aspal minyak. Dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan, namun berbeda dengan penelitian-penelitian lain yang menggunakan BGA, dalam penelitian pendahuluan ini penggunaan BGA akan digunakan penuh untuk menggantikan kebutuhan aspal pada campuran perkerasan jalan. Hasil yang di peroleh dalam uji pendahuluan ini masih kurang optimal, karena ada salah satu parameter dalam karakteristik Marshall yang dinilai lemah. Hasil pengujian memiliki masalah utama pada kelelehan yang terlalu kecil, sehingga membuat campuran menjadi sangat kaku. Dari pembahasan tersebut perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menghasilkan karakteristik campuran yang lebih baik. BGA yang akan digunakan ix dalam penelitian adalah BGA tipe 15/20. Penelitian menggunakan proporsi campuran AC–WC 48,22% (agregat kasar), 12,21% (Agregat Halus), 3,25% (Filler), 36,32% (BGA). Proporsi tersebut akan ditambahkan aspal pen 60/70 dengan berbagai variasi penambahan yang digunakan, yaitu 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, 75, dan 7,5%. Hasil analisa yang diperoleh, penambahan aspal pen 60/70 memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap karakteristik Marshall, serta memenuhi spesifikasi yang disyaratkan, kecuali parameter VIM dan flow. Nilai flow maksimum sebesar 2,1 mm tercapai pada variasi penambahan kadar aspal 7,5%. Kecenderungan yang diperlihatkan adalah bahwa nilai flow naik sesuai dengan penambahan kadar aspal, tetapi tidak memenuhi spesifikasi yang disyaratkan. Nilai VIM yang telah masuk spesifikasi hanya terpenuhi pada penambahan kadar aspal 5% yaitu sebesar 3,604%. Adapun kecenderungan yang diperlihatkan adalah nilai VIM semakin menurun dengan bertambahnya kadar aspal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka dapat disarankan untuk tindak lanjut penelitian ini yaitu mencari proporsi dengan menggunakan agregat baru sehingga dapat dihasilkan pengujian yang dapat memperbaiki nilai flow dan VIM.en_US
dc.relation.ispartofseries081910301053;
dc.subjectASPAL PEN 60/70 PADA BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20en_US
dc.titlePENGARUH PENAMBAHAN ASPAL PEN 60/70 PADA BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 TERHADAP CAMPURAN AC-WCen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record