APLIKASI KRIPTOSISTEM RSA PADA PROSES PENGKODEAN PESAN DENGAN URUTAN ABJAD TERBALIK
Abstract
Kemajuan teknologi komputer membantu semua aspek kehidupan manusia,
dari hal yang kecil sampai ke berbagai hal yang sangat rumit sekalipun. Jaringan
komputer seperti LAN dan internet memungkinkan tersedianya informasi secara
cepat. Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan hal yang sangat penting
dalam suatu organisasi maupun pribadi. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini
dikembangkanlah cabang ilmu yang mempelajari tentang cara-cara pengamanan data
atau dikenal dengan istilah Kriptografi. Salah satu metode kriptografi yang digunakan
adalah RSA. Nama RSA diambil dari nama penemunya yaitu Ron Rivest, Adi Shamir
dan Leonard Adleman.
Masalah yang dikaji dalam skripsi ini adalah bagaimana mengaplikasikan
kriptosistem RSA untuk mengkodekan pesan. RSA dipilih karena sebagai salah satu
algoritma kunci publik yang terkenal aman. Keamanan algoritma RSA terletak pada
sulitnya memfaktorkan bilangan yang besar menjadi faktor-faktor primanya yang
dipakai sebagai dasar pembuatan algoritmanya. Sedangkan untuk data yang diolah
adalah karakter berupa kombinasi abjad, angka dan tanda baca sebanyak 80 karakter
yang dibangkitkan sendiri dan disusun secara unik, dimana penyusunan abjad dengan
cara urutan terbalik
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah mengaplikasikan kriptosistem RSA
untuk mengkodekan pesan dengan sistem pengkodean yang unik tetapi memiliki
tingkat kerahasiaan yang tinggi, sehingga akan mempersulit proses pembacaan pesan
yang dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang.
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka dilakukan langkah-langkah
penyelesaian masalah sebagai berikut: melakukan penyusunan karakter abjad terbalik,
membuat rancangan aplikasi pengkodean RSA urutan abjad terbalik dan terakhir
membuat program simulasi pengkodean pesan kriptosistem RSA urutan abjad
terbalik. Program aplikasi disimulasikan menggunakan software MATLAB 7.8.0
(R2009a).
Hasil dari kajian RSA dapat disimpulkan sebagai berikut, pemilihan dua
bilangan prima sembarang pada proses awal pembentukan kunci harus memiliki hasil
kali yang lebih besar dari nilai terbesar konversi karakter yang dibangkitkan, hal ini
bertujuan untuk menjamin nilai konversi karakter cipherteks juga termuat pada
karakter yang dibangkitkan. Pemilihan dua bilangan prima sembarang yang sangat
besar juga akan menambah proses faktorisasi pada enkripsi dan dekripsi pesan,
sehingga pesan lebih sulit dipecahkan dalam waktu yang singkat.
Dengan melakukan pembalikan urutan abjad, angka dan tanda baca yang tidak
seperti penyusunan secara umumnya akan menghasilkan nilai cipherteks yang unik.
Kriptosistem RSA dengan urutan abjad terbalik ini mengkodekan karakter abjad,
angka dan tanda baca menjadi suatu nilai bilangan. Keamanan pesan akan tetap
terjaga karena pembobol pesan tidak mengetahui sistem penyusunan karakter yang
dibangkitkan secara unik dan jumlah karakter yang dipakai.