dc.description.abstract | Pertumbuhan penduduk di Jawa timur semakin meningkat dai waktu kewaktu, dan hal ini
tentunya menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Salah satunya adalah ketersediaan
lapangan pekerjaan. Ditengah masalah-masalah ini pemerintah perlu melakukan terobosan atau
alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi dan meminimalisir permasalahan tersebut. Salah
satu alternatif untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan adalah pemberdayaan sektor informal.
Sektor informal dipilih sebagai alternatif pemecahan masalah karena untuk memasuki
sector ini tidak diperlukan syarat-syarat seperti ijazah minimal (tingkat pendidikan tertentu)
seperti yang diberlakukan sektor formal. Salah satu sektor informal yang banyak diminati oleh
masyarakat adalah pedagang kaki lima.
Pedagang kaki lima di kota Jember pada umumnya menempati pusat-pusat keramaian
seperti area alun-alun dan sekitar kampus. Pedagang kaki lima di sekitar kampus khususnya jalan
Jawa pada umumnya menjual berbagai macam makanan dan minuman, tapi dari berbagai
makanan dan minuman yang ditawarkan, masing-masing pedaganga pasti memiliki satu menu
yang istimewa yang dijadikan sebagai menu andalan dan ciri khas dari warung mereka.
Pedagang kaki lima memvariasikan barang dagangannya bertujuan untuk meningkatkan volume
penjualan yang mereka peroleh.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari para pedagang kaki lima di jalan Jawa,
dengan memvariasikan barang dagangan yang mereka jual maka volume penjualan semakin
tinggi pula atau meningkat. Tapi disamping variasi barang dagangan faktor lain yang
mempengaruhi tingkat volume penjualan adalah jumlah jam kerja dari pedagang kaki lima itu
sendiri.
Jumlah jam kerja pedagang kaki lima di jalan Jawa di bagi menjadi dua shift yaitu shift 1
dan shift 2 (pagi dan sore). Jadi dengan memaksimalkan jam kerja yang mereka miliki
diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan pedagang kaki lima itu sendiri.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah variabel jumlah jam kerja dan
variasi barang dagangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan
pedagang kaki lima di kota Jember (Studi kasus pedagang makanan dan minuman di jalan Jawa
kota Jember tahun 2013), dan variabel manakah diantara jumlah jam kerja dan variasi barang
dagangan yang memiliki pengaruh dominan terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di
kota Jember (Studi kasus pedagang makanan dan minuman di jalan Jawa kota Jember tahun
2013). Teori yang digunakan sehubungan dengan jumlah jam kerja yaitu teori tentang jam kerja
sedangkan untuk teori indikator variasi barang dagangan yaitu teori tentang diversifikasi produk
yang didalamnya termasuk juga tentang variasi barang.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan (observasi), wawancara
(interview), daftar pertanyaan (questionaire) dan studi dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 50 orang. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan jenis
penelitian deskriptif kuantitatif,. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear
berganda, melalui uji F dan uji t dengan maksud untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependent pada tingkat kepercayaan 95 %.
Hasil pengujian dengan uji F menunjukkan bahwa jumlah jam kerja dan variasi barang
dagangan berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di kota Jember
(Studi kasus pedagang makanan dan minuman di jalan Jawa kota Jember tahun 2013). Koefisien
determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel jumlah jam kerja dan variasi barang dagangan
mampu menjelaskan 77,9% terhadap volume penjualan pedagang kaki lima di kota Jember
(Studi kasus pedagang makanan dan minuman di jalan Jawa kota Jember tahun 2013), sedangkan
sisanya sebesar 22,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti. | en_US |