dc.contributor.author | Arif Rosyadi | |
dc.date.accessioned | 2013-12-05T06:11:40Z | |
dc.date.available | 2013-12-05T06:11:40Z | |
dc.date.issued | 2013-12-05 | |
dc.identifier.nim | NIM061910301065 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4842 | |
dc.description.abstract | Air merupakan suatu kebutuhan yang vital bagi manusia. Air tidak selalu
mudah diperoleh dengan kualitas dan kuantitas yang cukup. Air diperoleh dari air
tanah (groundwater) dan air permukaan (surface water). Air tanah merupakan
satu bagian dalam proses sirkulasi alamiah. Jika pemanfaatan air tanah itu
memutuskan sistem sirkulasi, yakni air yang dieksploitasi melebihi besarnya
pengisian kembali (recharge) maka akan terjadi pengurangan volume air tanah
yang ada. Penggunaan air tanah dilakukan dengan cara membuat sumur pompa,
baik yang dibor pada sumur dangkal (< 30 m) atau pada sumur dalam (> 30 m).
Eksplorasi air tanah yang berlebihan akan menyebabkan turunnya muka air tanah
pada sumur sekitarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian tentang pengaruh
pemompaan sumur terhadap tinggi muka air tanah disekitarnya.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi muka air
tanah disekitar sumur yang dipompa pada Ground Water Flow and Wells
Abstraction Unit, dan perbandingan antara hasil pengamatan di laboratorium dan
teoritis.
Dari hasil perhitungan dan analisa dapat disimpulkan bahwa (1) pada
akuifer sumur tunggal (baik yang medianya diratakan ataupun dipadatkan)
ketinggian airnya lebih tinggi dibandingkan dengan sumur ganda, hal ini
dikarenakan volume debit yang keluar pada sumur ganda lebih besar dibanding
sumur tunggal; (2) perbedaan ketinggian air pada sumur tunggal yang dipadatkan
rata-rata lebih 30 % lebih rendah jika dibandingkan dengan sumur tunggal yang
diratakan. Sedangkan pada sumur ganda yang dipadatkan rata-rata lebih 44 %
lebih rendah jika dibandingkan dengan sumur ganda yang diratakan. Hal ini
dikarenakan kemampuan menampung air pada akuifer (pasir kuarsa) yang
diratakan lebih besar daripada akuifer yang dipadatkan; dan (3) penurunan muka
air (drawdown) di titik pusat sumur hasil pengamatan pada manometer dan teoritis
berbeda, hal ini disebabkan karena tidak dilakukan pengetesan nilai K pasir kuarsa
secara langsung akan tetapi nilai K diambil dari teori. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 061910301065; | |
dc.subject | AIR TANAH, GROUND WATER FLOW AND WELL ABSTRACTION UNIT | en_US |
dc.title | KONDISI TINGGI MUKA AIR TANAH DAN PENURUNANNYA PADA GROUND WATER FLOW AND WELL ABSTRACTION UNIT | en_US |
dc.type | Other | en_US |