Show simple item record

dc.contributor.authorShovia Vela Sita
dc.date.accessioned2013-12-05T04:56:20Z
dc.date.available2013-12-05T04:56:20Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM061610101017
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4719
dc.description.abstractMaloklusi ialah oklusi gigi yang menyimpang dari hubungan normal pada gigi-geligi pada suatu rahang antara gigi geligi rahang atas dan rahang bawah. Maloklusi masih merupakan masalah penting dalam kesehatan gigi di Indonesia, dan menduduki urutan ketiga setelah karies dan penyakit periodontal. Sejak puluhan tahun yang lalu sampai data terakhir diperoleh, prevalensinya masih tetap tinggi, sekitar 80 % Sejauh ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai prevalensi maloklusi, tetapi penelitian yang menyertakan tingkat keparahan maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodonti belum banyak, padahal data tentang tersebut diperlukan untuk menyusun program kesehatan gigi berkenaan dengan sumber daya. Salah satu pengukuran tingkat keparahan maloklusi adalah metode Occlusion Feature Index (OFI) yaitu indeks sederhana, obyektif tidak memerlukan peralatan diagnostik yang rumit, model gnathostatik, alat sefalometri serta memerlukan waktu penilaian yang singkat dan mudah. Indeks ini dikembangkan oleh national institute of dental research pada tahun 1957dan telah diterapkan dan Santriwati pondok pesantren Al-Qodiri dan An-Nuriyah merupakan subyek utama dalam penelitian ini. Data mengenai tingkat keparahan maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodotia pada santriwati pondok pesantren Al-Qodiri dan AnNuriyah sangatlah kurang. Jenis penelitian adalah observasi klinis. Penelitian dilakukan pada bulan Februari- Juni 2010. Besar subyek penelitian berdasarkan pada purposive sampling yang terdiri dari 30 santriwati pada pondok pesantren Al-Qodiri dan 30 santriwati pada pondok pesantren An-Nuriyah. Subyek dicetak rahang atas dan rahang bawah, kemudian di cor dengan gips biru sehingga didapat model studi yang selanjutnya akan diukur tingkat keparahan maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodontinya. Hasil penelitian kemudian di analisis untuk melihat gambaran kebutuhan perawatan ortodontinya antara pondok pesantren Al-Qodiri dan An-Nuriyah. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat keparahan dan tingkat kebutuhan perawatan maloklusi pada pondok pesantren Al-Qodiri yaitu, sebesar 50% termasuk kategori slight dengan skor rata-rata 0,53, 40% merupakan kategori mild, dengan skor rata-rata 2,09, 10% merupakan kategori moderate , dengan skor rata-rata 4,58. Sedangkan tingkat keparahan maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodonti pada pondok pesantren An-Nuriyah yaitu, sebesar 43,3% terasuk kategori slight, dengan skor rata-rata 0,57, 46,7% merupakan kategori mild, dengan skor rata-rata 2,39 , 10% merupakan kategori moderate, engan skor rata-rata 5,25. Tidak ditemukan kategori severe (maloklusi parah) pada santriwati pondok pesantren Al-Qodiri maupun pada santriwati pondok pesantren An-Nuriyah. Nilai skor rata-rata tingkat keparahan maloklusi dan kebutuhan perawatan maloklusi pada pondok pesantren tradisiona (1,8),lebih besar dari pada pondok pesantren modern (1,55) sehingga lebih membutuhkan peningkatan sarana dan prasarana serta kesadaran tentang kesehatan gigi dan mulut. Adapun perbedaan nilai skor rata-rata dapat diakibatkan perbedaan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dapat menghasilkan gambaran keparahan maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodonti yang berbeda pula.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061610101017;
dc.subjectmaloklusi, OFIen_US
dc.titleGAMBARAN KEBUTUHAN PERAWATAN MALOKLUSI BERDASARKAN OCCLUSION FEATURE INDEX PESANTREN AL-QODIRI DAN PONDOK PESANTREN AN-NURIYAH (Penelitian Observasional)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record