dc.description.abstract | Dinitro oksida (N
O) merupakan salah satu gas yang menyebabkan efek
2
rumah kaca yang mempunyai kekuatan 300 kali lebih kuat potensial pemanasan
global daripada CO
2.
N
2
2
O merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat merusak
lapisan ozon yang berdampak pada pemanasan global dalam jangka panjang. Selain
berperan sebagai gas rumah kaca, N
O merupakan suatu gas anestetik lemah yang
digunakan secara luas dalam anestesia dengan konsentrasi sekitar 70% yang
dikombinasi dengan O
2
2
30%. Adanya dampak resiko penggunaan N
O terhadap
lingkungan, maka perlu dilakukan monitoring terhadap konsentrasi gas N
O.
Metode standar untuk menganalisis N
O adalah spektrometri inframerah dan
kromatografi gas. Metode konvensional N
vii
2
O dengan menggunakan analisa infra
merah membutuhkan peralatan yang mahal, sedangkan kromatografi gas untuk
mendeteksi N
2
2
O cocok untuk sampel larutan atau gas tetapi metode ini bersifat statis.
Metode lain yang dapat digunakan dalam menganalisis N
O yaitu dengan
menggunakan semikonduktor oksida logam sebagai material sensor untuk mendeteksi
adanya N
2
O. Oleh karena itu, sensor gas N
2
2
O yang bekerja secara voltammetri siklik
dengan cara mereduksi N
O menggunakan elektroda kerja glassy carbon-paladium
(gC-Pd) merupakan metode alternatif yang dapat digunakan.
2
Tujuan Penelitian yaitu: (1) Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi H2SO4 rumah kaca yang mempunyai kekuatan 300 kali lebih kuat potensial pemanasan
global daripada CO
2.
N
2
2
O merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat merusak
lapisan ozon yang berdampak pada pemanasan global dalam jangka panjang. Selain
berperan sebagai gas rumah kaca, N
O merupakan suatu gas anestetik lemah yang
digunakan secara luas dalam anestesia dengan konsentrasi sekitar 70% yang
dikombinasi dengan O
2
2
30%. Adanya dampak resiko penggunaan N
O terhadap
lingkungan, maka perlu dilakukan monitoring terhadap konsentrasi gas N
O.
Metode standar untuk menganalisis N
O adalah spektrometri inframerah dan
kromatografi gas. Metode konvensional N
vii
2
O dengan menggunakan analisa infra
merah membutuhkan peralatan yang mahal, sedangkan kromatografi gas untuk
mendeteksi N
2
2
O cocok untuk sampel larutan atau gas tetapi metode ini bersifat statis.
Metode lain yang dapat digunakan dalam menganalisis N
O yaitu dengan
menggunakan semikonduktor oksida logam sebagai material sensor untuk mendeteksi
adanya N
2
O. Oleh karena itu, sensor gas N
2
2
O yang bekerja secara voltammetri siklik
dengan cara mereduksi N
O menggunakan elektroda kerja glassy carbon-paladium
(gC-Pd) merupakan metode alternatif yang dapat digunakan.
2
Tujuan Penelitian yaitu: (1) Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi elektroda kerja, (4) Mengetahui selektivitas sensor voltammetri menggunakan
elektroda gC-Pd terhadap gas CO
2
dan O
(5) Mengetahui hasil perbandingan
karakteristik kerja (linier range, sensitifitas, dan limit deteksi) antara sensor infra
merah dengan sensor menggunakan elektroda gC-Pd dalam pengukuran gas N
viii
2,
O.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Variasi konsentrasi H
yang
digunakan adalah (0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7)M. Variasi scanrate yang digunakan adalah
(10; 20; 30; 40; 50; 60) mV/s. Variasi konsentrasi gas N
O yang digunakan adalah
(2,24; 4,48; 6,98; 9,09; 11,11)%. Alat yang digunakan adalah serangkaian sel
elektrokimia yang terdiri dari elektroda kerja gC-Pd, elektroda pembanding Ag/AgCl
dan elektroda counter Platina (Pt) yang dihubungkan dengan potensiostat Amel 433 A
dan komputer. Polarisasi elektroda dilakukan pada rentang potensial 1-(-1,2) V.
2
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa proses elektroimobilisasi Pd optimum
pada konsentrasi H
2
SO
0,5M dengan polarisasi scanrate optimum 20 mV/s. Sensor
N
2
4
O gC-Pd voltametri siklik berbasis membran bekerja pada daerah konsentrasi 011,11%
dengan
memiliki karakteristik kerja sensitivitas sebesar -80,48; limit deteksi
sebesar 2,21%. Sensor ini selektif terhadap gas CO
namun tidak selektif terhadap
gas O
2
2,
yang ditunjukkan dengan adanya puncak reduksi pada daerah potensial yang
sama yaitu di sekitar potensial -950-(-1100)mV. Studi komparasi antara sensor gC-Pd
dengan sensor Inframerah komersial mengindikasikan bahwa sensor gC-Pd belum
mampu mendeteksi gas N
O pada konsentrasi yang rendah sebagaimana sensor
Inframerah yang mampu bekerja pada daerah 0-1 % | en_US |