PENGARUH KONSENTRASI SELULOSA ASETAT UNTUK MEMBRAN ULTRAFILTRASI
Abstract
Salah satu teknik yang banyak dipergunakan dalam proses pemisahan adalah
teknologi membran. Pemilihan terhadap teknik ini, karena berbagai sifat membran
yang menguntungkan dan dapat dipergunakan luas untuk berbagai proses pemisahan.
Keuntungan dalam penggunaan teknologi membran yaitu, pemisahan dapat dilakukan
secara kontinu, kebutuhan energi umumnya rendah, dapat dengan mudah dikombinasi
dengan proses pemisahan lain (
hybrid), dan ramah lingkungan (Wenten,2000).
Salah satu jenis membran dengan gaya dorong tekanan adalah membran
ultrafiltrasi. Parameter yang menentukan kualitas membran ultrafiltrasi meliputi sifat
fisik (densitas dan derajat
swelling) dan kinerja membran (fluks dan koefisien
rejeksi). Proses pembuatan membran ultrafiltrasi menggunakan salah satu teknik yang
sering digunakan yaitu inversi fasa. Inversi fasa merupakan proses perubahan bentuk
polimer dari fasa cair menjadi fasa padatan. Salah satu parameter yang
mempengaruhi dalam proses pembentukan struktur membran dengan teknik inversi
fasa adalah konsentrasi polimer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari:
(1) pengaruh konsentrasi polimer terhadap sifat fisik membran ultrafiltrasi selulosa
asetat. (2) pengaruh konsentrasi polimer terhadap kinerja membran ultrafiltrasi
selulosa asetat.
Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik ini berlangsung dalam
dua tahap. Tahap pertama dilakukan proses pembuatan membran dengan teknik
inversi fasa dengan memvariasikan konsentrasi selulosa asetat (18%; 19%; 20%; 21%
dan 22%) kemudian tahap kedua dilakukan karakterisasi membran yang meliputi uji
sifat fisik (densitas dan derajat
swelling) dan kinerja membran (fluks dan koefisien
rejeksi). Pengujian fluks membran terdiri atas penentuan waktu kompaksi dan uji
fluks air. Koefisien rejeksi membran dapat ditentukan dengan dekstran100-200 kDa
(konsentrasi 1000 ppm). Tekanan operasional yang digunakan untuk uji kompaksi
dan fluks adalah 2 bar; untuk uji koefisien permeabilitas membran terhadap air adalah
1; 1,5; 2; 2,5; 3 bar, dan untuk uji koefisien rejeksi adalah 2 bar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk fisik membran berbagai variasi
konsentrasi selulosa asetat menunjukkan karakteristik yang berbeda. Semakin besar
konsentrasi selulosa asetat densitas membran semakin meningkat sedangkan derajat
swelling membran semakin menurun. Uji kinerja membran menunjukkan semakin
besar konsentrasi selulosa asetat, maka fluks air membran semakin menurun dan
koefisien rejeksi membran akan semakin meningkat. Membran selulosa asetat dengan
variasi konsentrasi 21% dan 22% masuk dalam klasifikasi membran ultrafiltrasi
karena nilai koefisien rejeksinya (90,37% dan 91,43%) 90% dapat terekjeksi oleh
membran.