KORELASI ANTARA INTENSITAS RGB WARNA KULIT BUAH TERHADAP KADAR AMILUM PADA DAGING BUAH PISANG AMBON (Musa paradisiaca .L)
Abstract
Pisang ambon merupakan buah yang banyak terdapat di Indonesia dan
mempunyai nilai gizi yang tinggi. Penentuan derajat ketuaan buah pisang juga bisa
dilakukan secara visual. Ketuaan buah pisang ditandai dengan bentuk buah sudah
bulat, penuh berisi dan sudut penampangnya rata. Warna kulit buah dari hijau tua
(sewaktu muda) menjadi hijau muda (Suhardiman, 2004). Buah pisang ambon yang
matang dapat dilihat dari berbagai perubahan fisik dan kimia. Sifat fisik antara lain
pelunakan buah, ukuran, kadar air dan perubahan warna kulit buah pisang. Sedangkan
ciri-ciri kimianya adalah peningkatan kadar gula dan penurunan kadar amilum.
Perubahan kadar amilum dan penambahan kadar gula merupakan sifat yang menonjol
dalam proses pemasakan buah pisang.
Perkembangan sistem teknik pengolahan citra memungkinkan dilakukan
pengukuran kemasakan buah pisang tanpa merusaknya karena pengukuran dilakukan
secara tidak langsung. Teknik pengolahan citra atau image processing adalah sistem
visual buatan yang merupakan salah satu alternatif untuk melakukan pengukuran
tersebut. Image processing akan menghasilkan nilai RGB yang nantinya akan
dikorelasikan dengan kadar amilum dari pisang ambon. Sehingga dapat diketahui
apakah terdapat hubungan antara warna kulit buah pisang ambon dengan nilai RGB
dan apakah memang terdapat korelasi antara warna kulit buah pisang dan kadar
amilum pada pisang ambon. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menentukan
hubungan warna kulit buah pisang ambon dengan perubahan nilai RGB, (2)
menentukan hubungan nilai RGB kulit pisang ambon dengan kandungan amilum
pada buah pisang ambon, dan (3) menentukan korelasi antara nilai RGB dan kadar
amilum pada buah pisang ambon.
Pisang difoto menggunakan kamera digital dan citra analog yang dihasilkan
dirubah menjadi citra digital (intensitas RGB). Daging buah pisang pada permukaan
yang diambil gambarnya diukur kadar amilumnya dengan hidrolisa asam
menggunakan HCl 25% yang dilanjutkan dengan pengukuran kadar glukosa dengan
metode nelson-somogy menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 744 nm, dimana kadar amilum diperoleh dengan mengalikannya dengan
0,9 (AOAC, 1970 dalam sudarmadji, 1984:39). Selanjutnya dilakukan analisa
korelasi yang digunakan untuk menentukan korelasi dari data yang diperoleh yaitu
nilai intensitas RGB dari warna kulit buah pisang dan kadar amilum dari daging bauh
pisang ambon.
Dari data yang diperoleh, intensitas RGB mempunyai hubungan dengan
warna kulit buah pisang ambon, yaitu semakin kuning warna kulit buah pisang
ambon maka cenderung semakin meningkat nilai Red dan Green serta semakin
menurun kadar amilumnya. Intensitas RGB mempunyai korelasi dengan kadar
amilum dalam buah pisang yaitu kadar amilum dengan red mempunyai korelasi ( r )
sebesar -0,8093 dengan t hitung untuk r yaitu -7,6711. Antara kadar amilum dengan
green mempunyai korelasi ( r) sebesar -0,7824 dengan t hitung untuk r sebesar 6,9948,
serta antara kadar amilum dengan blue mempunyai korelasi ( r) sebesar 0,5216
dengan t hitung untuk r sebesar -3,4039, dan dapat dikatakan bahwa ketiga
korelasi tersebut bermakna yang dapat dilihat dari nilai t hitung untuk r yang lebih
besar dari t tabel yaitu -1,696. Intensitas red dan intensitas green mempunyai korelasi
yang lebih kuat dengan kadar amilum daripada intensitas blue, karena warna kuning
merupakan warna gabungan dari red dan green.