HUBUNGAN BENTUK SKELET EKTOMORFIK DENGAN MATURITAS TULANG ULNA PADA ANAK LAKI-LAKI USIA 14 TAHUN
Abstract
Proses tumbuh kembang tidak bisa lepas dari pertumbuhan tulang. Status
kematangan atau kedewasaan tulang dapat dipakai sebagai indikator tumbuh
kembang. Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui pemeriksaan antropometri
untuk mengetahui skeletalnya. Perkembangan skeletal sangat berhubungan dengan
maturitas. Maturitas tulang diukur dengan cara melihat gambaran radiologis dari
tulang tangan dan pergelangan tangan sehingga dapat ditetapkan seorang anak
mengalami dewasa dini atau dewasa terlambat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat maturitas tulang ulna pada bentuk skelet ektomorfik dan
mengetahui bahwa bentuk skelet ektomorfik mempunyai tingkat maturitas tulang ulna
yang belum tercapai pada mayoritas anak laki-laki usia 14 tahun.
Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional
yang dilaksanakan pada bulan April-Oktober 2010 di Laboratorium Klinik Pramita
Utama Jember. Besar sampel 30 orang, yaitu 15 orang tipe skelet ektomorfik dan 15
orang tipe skelet mesomorfik. Data yang diperoleh dilakukan uji chi-square.
Hasil penelitian diperoleh bahwa pada bentuk skelet ektomorfik lebih banyak
berada pada status fusi awal dan status fusi tengah. Sedangkan pada bentuk skelet
mesomorfik lebih banyak berada pada status fusi akhir. Tahap fusi awal dan tengah
pada bentuk skelet ektomorfik merupakan variasi individu yang normal karena tulang
ulna pada anak laki-laki telah menyatu pada usia 14,5 tahun.
Kesimpulannya adalah tulang ulna pada bentuk skelet ektomorfik lebih
banyak yang matur pada status fusi awal dan tengah pada anak laki-laki usia 14 tahun
serta mayoritas anak laki-laki usia 14 tahun, tingkat maturitas tulang ulna pada bentuk
skelet ektomorfik belum tercapai.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]