dc.description.abstract | Pisang ambon merupakan Salah satu varietas unggul yang berpotensi sebagai
bahan makanan dan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Penentuan ketuaan
buah pisang umumnya dilihat berdasarkan dari warna kulit buah. Hal ini memiliki
beberapa kekurangan yaitu penilaian manusia yang bersifat subyektif. Penentuan
warna kulit selain menggunakan mata dapat juga menggunakan kamera sehingga
akan mengasilkan intensitas reflektan yang berupa nilai R,G,B warna kulit. Warna
pada kulit buah ditentukan oleh adanya kandungan pigmen (pigmen hijau dan pigmen
kuning). Pigmen tersebut dapat diperoleh dengan cara pemisahan pigmen
menggunakan metode kromatografi kolom. Kandungan masing-masing pigmen dapat
diketahui menggunakan spektrometri visibel berupa nilai absorbansinya. Kedua
variabel tersebut dapat dicari hubungannya melalui analisa korelasi untuk mengetahui
kuat tidaknya hubungan antara intensitas R,G,B dengan absorbansi pigmen kulit buah
buah pisang
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap menggunakan buah pisang dalam
satu tandan (kriteria hijau, hijau kekuningan, kuning kehijauan dan kuning). Tahap
pertama dilakukan pengukuran intensitas R,G,B dengan cara pengambilan gambar
sampel pisang menggunakan kamera digital yang kemudian akan diproses dengan
komputer menggunakan software matrix. Proses pengambilan gambar, sebelumnya
dilakukan uji pendahuluan meliputi variasi sumber cahaya (cahaya terbuka dan
tertutup), variasi latar belakang (hitam dan putih), variasi jarak lampu dengan sampel
(25 cm, 45 cm dan 65 cm), variasi kekuatan cahaya lampu (5 watt, 8 watt dan 22
watt). Tahap kedua dilakukan pengukuran pigmen dengan mengekstrak kulit pisang
(ukuran 3 x 5 cm) dalam pelarut aseton:petroleumeter (2 : 8) dan memisahkannya
dengan metode kromatografi kolom serta diukur absorbansinya. Tahap ketiga
dilakukan analisa korelasi antara nilai absorbansi pigmen dengan intensitas R,G,B.
Hasil uji pendahuluan pada proses pengambilan gambar didapatkan
simpangan terkecil pada penggunaan cahaya tertutup, latar belakang hitam, jarak
lampu 65 cm dan kekuatan cahaya lampu 5 watt. Hasil tersebut digunakan pada
proses pengambilan gambar untuk pengukuran intensitas R,G,B selanjutnya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin kuning kulit buah, intensitas red dan green
semakin besar, sedangkan intensitas blue relatif tetap dan tidak mengalami perubahan
yang menonjol. Intensitas blue tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan warna
hijau hingga kuning.. Hasil pengukuran pigmen menunjukkan bahwa semakin kuning
kulit pisang, absorbansi pigmen hijau akan semakin menurun. Jumlah pigmen pada
buah pisang yang sudah tua akan mengalami penurunan karena terjadinya degradasi.
Kuat tidaknya hubungan antara intensitas R,G,B dengan absorbansi pigmen
pada kulit pisang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Korelasi antara absorbansi
pigmen hijau dengan intensitas red sangat erat (kuat) yaitu sebesar -0,96, korelasi
antara absorbansi pigmen hijau dengan intensitas green juga sangat erat (kuat) yaitu
sebesar -0,93, sedangkan korelasi antara absorbansi pigmen hijau dengan intensitas
blue kurang erat (lemah) yaitu sebesar 0,24. Menurut teori warna digital, warna
kuning merupakan gabungan antara warna merah dan hijau, sehingga intensitas red
sangat berpengaruh dan nilai korelasinya paling besar. | en_US |