Show simple item record

dc.contributor.authorAhmad Halilurrahman
dc.date.accessioned2013-12-05T03:18:18Z
dc.date.available2013-12-05T03:18:18Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM060210302146
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4535
dc.description.abstractKondisi masyarakat Islam di Jawa pada akhir abad 19 sangat memprihatinkan. Kehidupan masyarakat Islam telah menyimpang dari tuntunan agama yang berdasar pada Al-Qur’an dan Hadist. Mereka telah banyak berbuat bid’ah, khurafat dan syirik, sehingga menyebabkan semakin jauh dari tuntunan agama yang sebenarnya. Dalam situasi yang demikian lahirlah Muhammad darwis, yang kemudian dikenal dengan nama Kyai Haji Akhmad Dahlan. Berdasarkan pengalamannya ketika mengajar di sekolah-sekolah Belanda, maka pada tanggal 1 Desember 1911 K.H. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah yang diberi nama Sekolah Muhammadiyah. Satu tahun kemudian yaitu pada tanggal 18 November 1912 berdiri organisasi Muhammadiyah yang berpusat di Yogyakarta. Muhammadiyah memandang bahwa kemunduran umat Islam adalah tertinggalnya ilmu pengetahuan umum dalam Islam. Ketinggalan itu dapat dikejar, jika cakrawala berfikir dan berpandangan bagi umat Islam dapat berkembang lebih luas. Penelitian ini bermaksud mengkaji (1) Bagaimana pelaksanaan kegiatan pendidikan muhammadiyah di Indonesia sebelum kemerdekaan?, (2) Bagaimana pelaksanaan pendidikan Muhammadiyah pada masa awal kemerdekaan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pendidikan Muhammadiyah di Indonesia sebelum kemerdekaan, (2) Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pendidikan Muhammadiyah di Indonesia pada awal kemerdekaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yaitu 1) Heuristik; 2) Kritik; 3) Interpretasi; 4) Historiografi. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptis analitis dengan pendekatan sosiologipendidikan. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa usaha-usaha Muhammadiyah dalam melaksanakan kegiatan pendidikan mengalami pasang surut. Hal ini tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah kolonial. Walapun demikian perkembangan sekolah-sekolah yang didirikan Muhammadiyah cukup mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda.Berbeda dengan kolonial Belanda yang selalu memusuhi Islam, Jepang justru merangkul Islam, bahkan melibatkan ulama Islam dalam pemerintahannya, sehingga Jepang berusaha untuk mendapatkan dukungan Islam untuk memenangkan Perang Asia Timur Raya. Pada masa awal kemerdekaan faktor sosial-politik di tanah air menyebabkan beberapa hambatan atas kelancaran pendidikan, bukan berarti bahwa proses pendidikan tidak berjalan sama sekali atau tidak ada upaya untuk mengatasi hambatan tersebut. Tindakan pertama yang diambil oleh pemerintah menyesuaikan pendidikan dengan aspirasi dan tuntutan rakyat, sehingga lahirlah Undang-undang tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran (UUPP) No.4 Tahun 1950. Inilah Undang-undang tentang Pendidikan Nasional yang pertama, sekaligus menandakan keberhasilan pelaksanaan pendidikan pada masanya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210302146;
dc.subjectPeranan Muhammadiyahen_US
dc.titlePERANAN MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 1912-1950en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record