PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PENDEKATAN SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI (SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBIPUJI JEMBER)
Abstract
Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting untuk menciptakan
sumber daya yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis dan mampu
bersaing serta dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga Negara Indonesia.
Dengan sumber daya manusia yang bermutu diharapkan dapat menghadapi
berbagai perubahan dan tantangan Globalisasi yang sedang dan akan terjadi,
oleh karena itu program pendidikan hendaknya senantiasa di tinjau dan
diperbaiki (Undang–Undang RI, 2006).
Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kurang berminat dalam belajar
biologi dan siswa kurang termotivasi dalam proses belajar, hal ini dapat dibuktikan
dari hasil belajar siswa yang tidak memenuhi standart ketuntasan belajar biologi dan
juga dapat dilihat dari kegiatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang
tidak begitu antusias dan cenderung tidak memperhatikan pelajaran yang disajikan
oleh guru di SMA Negeri Rambipuji.
Dari hasil wawancara dengan guru biologi, guru juga jarang menerapkan
metode pembelajaran karena kurang begitu berhasil dan diskusi siswa juga tidak
terlaksana dengan baik, maka dari hasil observasi tersebut peneliti mencoba untuk
memberikan solusi dari permasalahan pembelajaran dengan menerapkan sebuah
model pembalajaran yang sepenuhnya melibatkan siswa dalam kegiatan belajar
dengan harapan siswa dapat termotivasi dan berminat dalam kegiatan belajar biologi.
Peneliti menerapkan model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan SETS (Science,
Environment, Technology, and Society) dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan aktivitas dan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran
biologi.
Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sebelum dilakukan tindakan
penelitian atau pra siklus menunjukkan rata-rata prosentase aktivitas siswa sebesar
49,9% termasuk kategori kurang aktif. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I
menunjukkan rata-rata prosentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar
66,9% atau dalam kategori cukup aktif dan pertemuan ke-2 sebesar 77,3% atau
kategori aktif. Nilai ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada saat proses
pembelajaran mengalami peningkatan yang signifikan.
Sedangkan peningkatan pemahaman konsep didapatkan dari hasil belajar
kognitif siswa yaitu melalui tes tulis pada setiap akhir siklus. Pada hasil belajar pra
siklus rata-rata nilai siswa 67 dan ketuntasan klasikal hanya sebesar 58%. Kemudian
setelah dilakukan tindakan pada siklus I rata-rata hasil belajar kognitif siswa adalah
sebesar 68 nilai ini sedikit diatas nilai standar ketuntasan minimum individu yaitu 65.
Ketuntasan hasil belajar kognitif secara klasikal pada siklus I sebesar 64,7%. Nilai
tersebut masih jauh dari standar ketuntasan klasikal sebesar 75%, sehingga perlu
dilanjutkan ke siklus II.
Rata-rata prosentase aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1 sebesar 78,4%
dan pertemuan ke-2 sebesar 80,8%. Rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus
II adalah 75 dengan ketuntasan hasil belajar kognitif secara klasikal sebesar 85,3%.
Nilai ketuntasan hasil belajar klasikal yang diperoleh pada siklus II melebihi standar
ketuntasan klasikal sebesar 75%, sehingga siklus dihentikan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran inkuiri
dengan pendekatan SETS dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep
siswa dapat dibuktikan dari hasil aktivitas siswa yang meningkat dari sebelum
dilakukan tindakan atau pra siklus sampai dilakukan siklus I dan siklus II dan juga
disertai peningkatan hasil belajar siswa yang dapat memenuhi ketuntasan hasil belajar
kognitif secara klasikal pada siklus II. Peneliti berharap dari penelitian tindakan kelas
yang telah dilakukan ini, guru hendaknya selalu melakukan inovasi dalam
pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar serta mengetahui
kecenderungan gaya belajar siswa.