PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP JUMLAH SEL OSTEOKLAST DAN OSTEOBLAST PADA PERIODONTITIS EKSPERIMENTAL (TEKNIK LIGASI) TIKUS WISTAR JANTAN
Abstract
Penyakit periodontal sering dialami oleh sebagian besar penduduk Indonesia.
Prevalensi penyakit ini semakin tinggi pada usia yang semakin menua. Penyakit
periodontal yang seringkali dikeluhkan masyarakat adalah periodontitis dan
gingivitis. Kedua penyakit ini merupakan penyakit keradangan yang terjadi akibat
respon jaringan periodontal terhadap bakteri plak. Keradangan (inflamasi) merupakan
respon umum dan menguntungkan dari suatu jaringan terhadap rangsangan baik
mekanis, kemis, atau oleh mikroorganisme yang merusak. Namun, jika proses
keradangan terjadi secara berlebihan, maka dapat merugikan sehingga perlu ditekan
dengan cara pemberian antiinflamasi. Salah satu respon tubuh terhadap inflamasi
yang harus ditekan adalah peningkatan aktivitas IL-1 dan PGE
yang mengakibatkan
peningkatan destruksi tulang oleh faktor pengaktif sintesis osteoklast. Tanaman obat
yang akhir-akhir ini marak dibicarakan karena memiliki daya antiinflamasi adalah
2
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak kelopak bunga Rosella pasca periodontitis eksperimental (teknik
ligasi) pada jumlah sel osteoklast dan osteoblast tikus Wistar jantan dalam masing-
masing kelompok percobaan.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian the post test only control group design. Penelitian dilakukan pada bulan
Agustus – Desember 2010 di Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Jember dan Laboratorium Farmakologi serta Histologi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember. Sampel penelitian ini berjumlah 24 tikus Wistar
jantan dan dibagi dalam 3 kelompok, meliputi kelompok kontrol negatif, kontrol positif dan perlakuan. Analisis data dilakukan dengan pengujian normalitas data
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan apakah distribusi ketiga
kelompok sampel adalah normal. Setelah didapatkan data berdistribusi normal,
dilanjutkan dengan uji homogenitas varian untuk menguji variasi populasi dengan
menggunakan uji Levene. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan uji oneway ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05) dan
uji LSD (Least Significant Difference) untuk mengetahui letak perbedaan antara
ketiga kelompok sampel.
Penelitian dimulai dengan melakukan ligasi pada gigi insisif kiri rahang
bawah tikus Wistar jantan dengan menggunakan kawat tembaga berdiameter 0,15
mm sebagai pemicu terjadinya periodontitis pada kelompok kontrol positif dan
perlakuan, kemudian setelah 7 hari kawat ligasi dilepas. Kelompok kontrol negatif
dan kelompok kontrol positif diberi 3 ml/200 grBB aquades secara intragastrik,
sedangkan kelompok perlakuan diberi ekstrak kelopak bunga Rosella 3 ml/200 grBB
selama 28 hari dan dikorbankan pada hari ke-29. Hasil penelitian mendapatkan rata-
rata jumlah sel osteoklast paling tinggi pada kelompok kontrol positif yaitu 1,9575,
kemudian kontrol negatif 1,2075 dan yang paling rendah kelompok perlakuan 0,875.
Sedangkan rata-rata jumlah osteoblast, yang paling tinggi pada kelompok perlakuan
yaitu 8,2763 kemudian kelompok kontrol negatif 7,4288 dan yang paling rendah
kelompok kontrol positif 6,8475.
Hasil rata-rata kedua sel tersebut membuktikan bahwa pemberian ekstrak
kelopak bunga Rosella merah (Hibiscus sabdariffa L.) sebanyak 3 ml/ 200grBB
secara intragastrik dapat menurunkan jumlah sel osteoklast dan meningkatkan jumlah
sel osteoblast pada periodontitis eksperimental (teknik ligasi) tikus Wistar jantan.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]