ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO RENTABILITAS SEBAGAI ALAT BANTU PENGAMBILAN KEBIJAKAN PENGURUS PADA KOPERASI WANITA HEMAT PROBOLINGGO
Abstract
Pengambilan kebijakan koperasi merupakan tanggung jawab manajemen atau
Pengurus koperasi. Hal ini dikarenakan Pengurus koperasi memiliki hak istimewa di
dalam koperasi antara lain yaitu, menentukan tujuan koperasi, merumuskan
kebijakan-kebijakan koperasi, menentukan rencana sasaran serta program-program
organisasi, dan lain-lain. Pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan yang
tertinggi merupakan perangkat organisasi yang bisa membawa perubahan dan
pertumbuhan sekaligus merupakan sumber dari segala inisiatif. Pengambilan
keputusan merupakan suatu proses intelektual yang bersifat dasar bagi perilaku
manusia yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya ekonomi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengambilan kebijakan Pengurus Koperasi Wanita
Hemat Probolinggo melalui analisis rasio likuiditas dan rasio rentabilitas.
Pengambilan kebijakan yang diteliti adalah kebijakan yang terkait dengan
keputusan pembiayaan dan keputusan operasional koperasi. Penelitian ini
dilaksanakan di Koperasi Wanita Hemat Probolinggo. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif. Metode penentuan lokasi penelitian menggunakan purposive area yaitu
menentukan dengan sengaja tempat penelitian. Metode pengumpulan data
menggunakan metode dokumen dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah
menggunakan rumus masing-masing rasio yang ditelitia, yaitu rasio likuiditas dan
rasio rentabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cash Ratio dari tahun 2010 sampai
dengan 2012 mengalami penurunan dari 60,79%; 31,72%; 11,39%. Walaupun nilai
Cash Ratio pada tahun 2012 merupakan nilai terendah namun dikategorikan baik
vii
karena koperasi mampu memanfaatkan kas yang dimilikinya untuk melunasi
kewajibannya. Hal ini menandakan bahwa tidak ada kas yang menganggur di dalam
koperasi. Sehingga kebijakan yang harus diambil oleh Pengurus adalah
mempertahankan keadaan ini. Sama halnya dengan Cash Ratio, nilai Current Ratio
mengalami penurunan dari 441,80% pada tahun 2010; 200,87% ditahun 2011 dan
153,41% ditahun 2012. Kebijakan yang harus diambil oleh Pengurus dengan keadaan
seperti ini adalah dengan mengurangi jumlah kewajiban. Untuk keputusan
operasional, rasio yang menjadi acuan adalah rasio rentabilitas. Nilai Return On
Investment Koperasi Wanita Hemat Probolinggo mengalami penurunan selama tiga
tahun terakhir dari 4,22%; 3,66%; dan 3,02%. Hal ini tidak baik bagi koperasi karena
berada di bawah rata-rata yang telah ditetapkan. Kebijakan operasional yang harus
diambil oleh Pengurus adalah melakukan penekanan terhadap biaya-biaya
operasional koperasi dan meningkatkan SHU. Sedangkan Return On Equity Koperasi
Wanita Hemat Probolinggo mengalami kenaikan dari 7,74% menjadi 9,33% dan
10,83% ditahun 2012. Hal ini sangat baik bagi koperasi karena nilai ROE berada
dikategori yang baik yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi Dan Usaha
Kecil Dan Menengah Republik Indonesia tahun 2009. Sehingga kebijakan
operasional yang harus diambil oleh Pengurus Koperasi Wanita Hemat Probolinggo
adalah mempertahankan keadaan ini.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa dalam pengambilan kebijakan
yang harus diambil oleh Pengurus adalah menggunakan laporan keuangan yang telah
dianalisis sebagai acuan agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Dengan
demikian kebijakan yang telah diputuskan tidak memberi kesulitan ditahun
berikutnya.