Show simple item record

dc.contributor.authorFrida Dwi Rakhmawati
dc.date.accessioned2013-12-05T02:29:47Z
dc.date.available2013-12-05T02:29:47Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM041610101001
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4432
dc.description.abstractStimulus kimiawi yang bersifat asam merupakan stimulus yang paling kuat dalam meningkatkan sekresi saliva, substansi kimiawi yang dapat menimbulkan persepsi pengecapan seperti rasa asam yang disebabkan oleh asam sitrat dan menimbulkan rasa asam yang tajam bila diaplikasikan dipangkal lidah. Jeruk merupakan buah yang cukup banyak digemari masyarakat karena harga yang relatif murah, daya simpan yang cukup lama, mudah cara penyajiannya dan mengandung zat gizi tinggi. Vitamin yang terkenal dalam jeruk adalah vitamin C yang berperan dalam proses pembentukan kolagen, membantu proses penyembuhan dan perbaikan jaringan luka, sebagai anti oksidan yang dapat membantu mencegah kerusakan sel akibat aktivitas molekul radikal bebas gula juga dikonsumsi sebagai makanan ringan atau camilan seperti yang terdapat dalam permen, wafer, kue, biskuit, dan dalam minuman ringan. Jenis gula yang paling banyak digunakan adalah sukrosa. Konsumsi sukrosa dalam jumlah besar dapat menurunkan kapasitas buffer saliva sehingga mampu meningkatkan insiden terjadinya karies. Manifestasi sukrosa dalam kehidupan seharihari adalah dalam bentuk gula putih. Sukrosa banyak dikonsumsi orang karena rasa manisnya enak, bahan dasarnya mudah diperoleh, dan biaya produksinya cukup murah. Saliva mempunyai fungsi penting antara lain membantu proses pencernaan, penelanan, pelarut dan pelumas, pemisahan makanan, mengatur keseimbangan air, pelindung, pembersih, integritas gigi, dengan anti bakteri dan sebagai buffer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui volume saliva setelah distimulasi makanan asam dan manis dan untuk mengetahui pH saliva setelah distimulasi makanan asam dan manis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jeruk nipis, gula pasir dan aqua. Cara pengambilan subyek dilakukan dengan cara purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisi menggunakan uji normalitas dan homogenitas kemudian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan di analisis dengan uji statistik paired sample t-test dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara volume saliva makanan asam, makanan manis dan tanpa stimulasi. Faktor terpenting yang mempengaruhi sekresi dan proporsi dari saliva adalah derajat dari stimulasi yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian stimulus makanan manis dan makanan asam bisa mempengaruhi volume sekresi saliva. Volume sekresi saliva meningkat setelah pemberian stimulus dari pada tanpa pemberian stimulus. Dikarenakan jeruk mengandung asam sitrat yang dapat menimbulkan rasa masam yang khas. Terdapat perbedaan antara pH sekresi saliva makanan asam, makanan manis dan tanpa stimulasi. Derajat keasaman saliva tergantung pada rata-rata sekresinya. Sekresi saliva yang cepat menyebabkan pH saliva menjadi alkalin. Sekresi saliva dikontrol oleh nervus dan hormon. Beberapa hormon yang mempengaruhi sekresi saliva adalah testosterone dan tiroksin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah volume pada stimulasi makanan asam tejadi peningkatan dibandingkan tanpa stimulasi, peningkatan volume tertinggi terjadi pada stimulasi makanan asam. pH saliva pada pemberian stimulus makanan asam mengalami penurunan dibandingkan dengan tanpa stimulasi dan meningkat pada makanan manis dibanding tanpa stimulasi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries041610101001;
dc.subjectPERBEDAAN VOLUME, pH SALIVA, DISTIMULASI.en_US
dc.titlePERBEDAAN VOLUME DAN pH SALIVA SETELAH DISTIMULASI MAKANAN ASAM DAN MANISen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record