dc.description.abstract | Beberapa komunitas/populasi fauna (misalnya jenis insekta) dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan maupun produktifitas tanaman perkebunan
(misalnya pada kebun kelapa, kopi, kakau, jeruk, tembakau ataupun lainnya). Dalam
komunitas tersebut interelasi (simbiosis) antar merekaadayang saling kopetitif dalam
memangsa makanan yang tersedia di alam dan ada pula yang sebagai predator dari
yang satu terhadap yang lain (predator-mangsa). Demikian juga, dari kedua jenis
simbiosis ini dapat bersifat menguntungkan atau bahkan merugikan (parasit) terhadap
pertumbuhan tanaman dimaksud. Tujuan dan target dari hasil penelitian ini adalah
untuk dapat: (a) mengenali parasit laten (hama) pada tanaman perkebunan kelapa dan
kopi-kakio di beberapa daerah wilayah Jatim; (b) melakukan pengendalian hama
tanaman dimaksud melalui studi model matematis siklus simbiosis
perkembangbiakkan komunitas fauna tersebut; (c) mengurangi pencemaran
iingkungan akibat penggunaan insektisida (zat kimia) dalam pembasmian hama
tanaman. Masalahnya adalah, pertama, jenis simbiosis fauna apa yang laten
menyerang tanaman kelapa dan kopi-kakao di beberapa area perkebunan di wilayah
Jatim. Kedua, bagaimana dapat diformulasikan model matematis analitis siklus
simbiosis fauna tersebut agar ke depan dapat dikenali dan dikendalikan perilakunya
sehingga ekosistem perkebunan (khususnya dalam pertumbuhan tanaman) dapat
seimbang dan berkelinjutan. Untuk mendapatkan solusi dari masalah-masalah ini,
diperlukan beberapa tahapan penelitian (metode) berikut. Pertama, survey lapangan
guna identifikasi pasangan binatang yang laten sebagai hama dan melakukan
iimbiosis kompetitif ataupun predator-mangsa pada tanaman kelapa dan kopi-kakao.
Kedua, merumuskan hitung matematis analitis dan numerik untuk masing-masing
model simbiosis dimaksud. Terakhir, evaluasi dan diskusi tentang hasil formulasi
model guna mendapatkan nilai-nilai kritis ataupun parameter simbiosis yang dapat
mengonlrol mekaniime simbiosis antar dua jenis atau lebih populasi fauna dimaksud
di alim. Hasil dan kesimpulannya, (a) model kompetisi dua spesies pada tanaman
kakao berupa kutu putih dan helopeltis dengan buah kakao sebagai makanannya
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi helopeltis dalam menyerang tanaman kakao
lebih dominan dibandinf tutu putih. Pada tanaman kelapa, pemangsa tetratiscus dan
laba-laba dalbm -.ry"iung hima brontispa hampir berimbang; (b) kompetisi dua
spesies diantara kutu putih, helopeltis, tetratiscus, maupun laba-laba memiliki
koefisien perkebamgbiakan positif, oleh karenanya ketersediaan makanan kakao
(buah yang terserang) ataupun hama brontispa di alam sepenuhnya bergantung pada
faktor keberadaan nilai interelasi y masing-rnasing pasangan speiies dimaksud; (c)
mangsa secara umulrl memiliki kemampuan berkembangbiak lebih tinggi daripada
da1,a susut pemangsa dan interelasi keduanya menyebabkan kematian sejumlah
rnung.u (-yr) dan bertambahnya pemangsa (+12); (d) contoh pasangan mangsapredlto,
it<uiu ni;au, kumbang merah), (kutu hijau, laba-laba), dan (kutu putih,labaiaba)
akan lenyap bila dalam periambahan waktu masing-masing pasangan mangsapredator
te.sebuf kondisi jumiahnya menuju (38,4), (52,15), dan (17,6); (e) ketiga
pasangan predator-mangru (a) dalam segmen rvaktu 30 hari, dapat dikatakan bahwa
perfeiUangbiakan anta-ra kuiu hijau, kumbang merah, dan laba-laba relatif hampir
saling para-lel (ketiganya memillki ritme reproduksi yang sama), namun untuk
puru,igun kutu hijau Oun tubu-tuba perkembangannya berbeda (bentuk kecenderungan
grafik antara keduanya berupa sinusida dan kurva normal)' | en_US |