Show simple item record

dc.contributor.authorADHIE ILHAM SARWONO
dc.date.accessioned2013-12-05T02:16:40Z
dc.date.available2013-12-05T02:16:40Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM072210101068
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4409
dc.description.abstractBanyak obat yang bersifat larut dalam lemak dan tidak mudah diekskresikan oleh ginjal. Obat tersebut kemudian akan diubah menjadi lebih polar oleh hati. Dengan faal tersebut sangat dimungkin hati mengalami kerusakan oleh obat. Salah satu obat yang dapat merusak hati adalah parasetamol. 5 sampai 10% parasetamol dioksidasi oleh sistem sitokrom p-450 menjadi metabolit reaktif N-asetil-pbenzokuinonimia (NAPQI). NAPQI merupakan radikal bebas yang dapat berikatan dengan protein sel hati dan menyebabkan nekrosis. Kelebihan NAPQI dalam tubuh dapat dinetralisir menggunakan antioksidan. Salah satu sumber antioksidan adalah tomat. Pada penelitian ini kandungan dalam fase non polar tomat yang diduga dapat bertindak sebagai antioksidan adalah likopen dan golongan karoten lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek proteksi fase non polar tomat (Lycopersicum esculentum) terhadap peningkatan kadar bilirubin direct dan bilirubin indirect tikus pada pemberian parasetamol dosis toksik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Kontrol Group Design. Sebanyak 50 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 10 kelompok. 3 kelompok kontrol (kelompok kontol positif, kelompok kontrol negatif dan kelompok kontrol normal) dan 7 kelompok perlakuan. Hasil kadar bilirubin direct dan bilirubin indirect dianalisis dengan uji regresi kuadratik dan uji Kruskall Wallis Pada uji regresi kuadratik antara kelompok perlakuan yaitu kelompok pelakuan P1, P2, P3, P4, P5 dan P7 dengan kadar bilirubin direct didapatkan nilai r2 sebesar 0.935 yang menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara kadar bilirubin direct dan dosis. Pada hasil uji regresi linear kelompok perlakuan dengan kadar bilirubin indirect didapatkan nilai r2 sebesar 0,422 yang menunjukkan bahwa dosis hanya berpengaruh sebesar 42,2% pada kadar bilirubin indirect sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Kelompok perlakuan dengan dosis 0,25 mg/kgBB dan 0,5 mg/kgBB dapat menurunkan kadar bilirubin direct yang telah diinduksi parasetamol dosis toksik. Kadar bilirubin direct pada kelompok kontrol negatif (parasetamol), kelompok dosis 0,25 mg/kgBB dan 0,5 mg/kgBB masing-masing adalah 0,35mg/dl 0,22mg/dl dan 0,32mg/dl. Hasil pengukuran pada kadar bilirubin indirect yang mampu menurunkan efek toksik parasetamol terlihat pada dosis 0,25 mg/kgBB; 0,5 mg/kgBB dan 1mg/KgBB masing-masing sebesar 0,16mg/dl; 0,22mg/dl dan 0,32mg/dl. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan pemberian ekstrak tomat dosis 0,25 mg/kgBB dan 0,5 mg/KgBB memiliki efek hepatoprotektor dengan cara menurunkan kadar bilirubin direct dan bilirubin indirect tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik. Pada dosis yang lebih tinggi yaitu dosis 1mg/kgBB, 2mg/kgBB, 4mg/kgBB, 8mg/kgBB dan 16mg/kgBB kadar bilirubin serumnya naik turun tidak beraturan. Dosis yang tinggi menyebabkan kadar likopen dan β-karoten dalam sediaan juga tinggi dan menyebabkan sediaan semula berfungsi sebagai antioksidan akan berubah menjadi prooksidan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072210101068;
dc.subjectPengaruh Pemberian Fase Nonpolar Tomat (Lycopersicum esculentum)en_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN FASE NON POLAR TOMAT (Lycopersicum esculentum) TERHADAP KADAR BILIRUBIN DIRECT DAN INDIRECT TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOLen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record