dc.description.abstract | Penyakit periodontal yang sering terjadi pada manusia adalah gingivitis dan
periodontitis. Kedua penyakit ini merupakan penyakit keradangan yang terjadi akibat
respon jaringan periodontal terhadap bakteri plak. Sel-sel pertahanan yaitu makrofag,
limfosit serta sejumlah besar sel leukosit polimorfonuclear neutrofil (PMN) akan
bermigrasi menuju jaringan untuk melawan infeksi bakteri serta untuk mencegah
invasi bakteri ke jaringan yang lebih dalam.
Sel PMN merupakan sel radang yang berperan sebagai pertahanan utama host
melawan infeksi bakteri di dalam jaringan periodontal. Proses keradangan tersebut
merupakan respon pertahanan tubuh yang melibatkan metabolisme asam arachidonat
dan pelepasan mediator-mediator peradangan yang akan menstimulasi kemotaksis.
Asam arachidonat dimetabolisme melalui dua jalur yaitu lipooksigenase dan
siklooksigenase. Metabolisme asam arachidonat melalui jalur siklooksigenase
menghasilkan prostaglandin dan tromboxan. Prostaglandin menunjukkan efek
fisiologis seperti peningkatan permeabilitas vaskuler, dilatasi vaskuler dan induksi
kemotaksis neutrofil. Tromboksan menimbulkan konstriksi pembuluh darah dan
agregasi trombosit. Asam arachidonat juga dimetabolisme melalui jalur
lipooksigenase yang menghasilkan 4 leukotrin yaitu LTB4, LTC4, LTD4, dan LTF4.
LTB4 merupakan kemoatraktan poten untuk neutrofil.
Pemanfaatan sumber daya alam sebagai obat alternatif dewasa ini semakin
berkembang penggunaannya, salah satu adalah pemanfaatan kelopak bunga Rosella
(Hibiscus sabdariffa) yang mengandung berbagai macam zat aktif yang salah satunya
adalah antosianin. Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwa antosianin dapat memberikan efek antiinflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kemampuan pemberian ekstrak kelopak bunga Rosella dalam menurunkan jumlah sel
PMN tikus Wistar jantan dengan periodontitis eksperimental. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental laboratories dengan rancangan penelitian berupa
the post test only kontrol group design yang dilakukan di Bagian Biomedik
Laboratorium Histologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (tidak diligasi dan tidak diberi
Rosella), kelompok kontrol positif (diligasi dan tidak diberi Rosella), kelompok
perlakuan (diligasi dan diberi Rosella). Ligasi dilakukan selama 7 hari menggunakan
kawat ligasi berdiameter 0,15mm yang ditempatkan melingkari sulkus gingiva gigi
insisivus kiri rahang bawah tikus Wistar. Ekstrak kelopak bunga Rosella diberikan
selama 28 hari secara intragastrik. Tikus dekaputasi pada hari ke 43, kemudian
diambil jaringan periodontal pada gigi insisivus kiri rahang bawah dan dilakukan
pembuatan preparat. Kemudian hasil pengamatan dilakukan uji analisis statistik,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, serta uji homogenitas
Levene test. Setelah itu kemudian dilanjutkan uji statistik parametrik Two Way Anova
dan uji LSD.
Hasil menunjukkan bahwa rata-rata jumlah sel PMN pada kelompok
perlakuan (4,52) lebih sedikit daripada kelompok kontrol negatif (4,53) dengan
perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05), rata-rata jumlah sel PMN pada kelompok
perlakuan (4,52) lebih sedikit daripada kelompok kontrol positif (5,25) dengan
perbedaan yang bermakna (p<0,05), rata-rata jumlah sel PMN pada kelompok kontrol
negatif (4,53) lebih sedikit dari pada kelompok kontrol positif (5,25) dengan
perbedaan yang bermakna (p<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Pemberian ekstrak kelopak bunga Rosella dapat menurunkan jumlah sel PMN pada
tikus Wistar dengan periodontitis eksperimental. | en_US |